Jakarta, Gatra.com - Perguruan Tinggi didorong untuk menyiapkan para pemimpin yang siap untuk menjawab tantangan era distrupsi. Lingkungan pendidikan tinggi diminta ikut membangun karakter berciri khas tertentu dalam menghadapi tantangan yang lebih berat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak terprediksi sebelumnya.
Founding President, John Maxwell Leadership Foundation, Rob C. McCleland, berharap pemimpin yang lahir dari rahim perguruan tinggi tanah air nantinya mampu mengubah paradigma era distrupsi yang tadinya berkonotasi negatif, menjadi suatu hal positif.
“Pemimpin disini harus tidak hanya memberikan solusi dari permasalahan pendidikan dan kehidupan. Tapi, mereka juga harus bisa memberi dampak baik dan mampu meberddayakan diri sendiri maupun orang lain,” ujar Rob dalam Seminar yang diselenggaran Ukrida, Senin (8/8).
Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta, Paristiyanti Nurwardani, juga mengamini perlunya pembiitan calon pemimpin di peruguruan tinggi. Hal itupun yang dinilainya selaras dengan transformasi Lewat kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Transformasi pun, sambung Paris, dilakukan dalam 5 pendekatan. Pertama, peningkatan kualitas dosen, termasuk peningkatan peran dalam proses pembelajaran partisipatif. Kedua, peningkatan relevansi pendidikan tinggi dengan situasi saat ini, dan memanggil para praktisi untuk ikut mengajar di perguruan tinggi. Serta Ketiga, peningkatan partisipasi bagi perguruan tinggi dengan program studi terakreditasi A untuk menyiapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Dua poin terakhir adalah pemanfaatan riset dan pengabdian masyarakat. Kelima kebijakan ini yang diyakini Paris mampu membawa dampak baik dalam rangka mengantisipasi era disruptif.
“Tentunya juga, dibutuhkan kolaborasi antar perguruan tinggi akan dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada dan berbagi peran dalam menyikapinya,” ujar Paris.