Banjarmasin, Gatra.com - Di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang digadang-gadang menjadi pintu gerbang ibu kota negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur ternyata masih ada 34 desa yang berstatus tertinggal dan 3 desa berstatus sangat tertinggal.
Padahal, Kalsel sangat kesohor dengan tambang batubara dan sawit. Begitu juga di sektor pertanian, provinsi yang berjuluk Bumi Lambung Mangkurat itu, setiap tahunnya memproduksi padi selalu surplus.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Kalsel, Faried Fakhmansyah mengungkapkan, di Kalsel ada 1.864 desa. Dari jumlah tersebut, 100 desa berstatus mandiri, 835 berstatus desa maju dan 892 desa berstatus desa berkembang. "Yang berstatus desa tertinggal masih ada 34 desa dan sangat tertinggal 3 desa," ujarnya kepada awak media di Banjarmasin usai pembukaan Expo Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Kalsel 2022 di salah satu mall ternama di Kota Banjarmasin, Sabtu (6/8).
Masih adanya desa yang berstatus tertinggal dan sangat tertinggal tersebut, beber Faried, Pemprov Kalsel terus berupaya agar di tahun 2023, tidak ada lagi desa tertinggal dan sangat tertinggal di provinsi yang dipimpin Gubernur Sahbirin Noor itu.
Faried membeberkan, meningkatnya status desa di Kalsel menjadi Maju setelah sebelumnya masih berstatus Berkembang pada tahun sebelumnya diukur berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2022.
“IDM Provinsi Kalsel pada tahun 2020 masih di peringkat 17 pada status Berkembang dari 33 provinsi. Kemudian ke posisi 15 masih berstatus Berkembang di tahun 2021 dan sekarang tahun 2022, naik menjadi kategori Maju dengan menduduki ranking 12 dari 33 provinsi se-Indonesia," ujarnya.