Jakarta, Gatra.com – Komnas HAM membatalkan penjelasan terkait gelar uji balistik karena dilaporkan tim khusus meminta penundaan mengingat belum ada perkembangan baru yang bisa disampaikan hari ini. Hanya ada beberapa penjelasan lain yang bisa diungkapkan terkait temuan foto, dokumen dan akun pembicaraan di handphone.
"Yang kami dapatkan terkait foto, kemudian dokumen, kontak, akun, percakapan chat, dan temuan digital lainnya," kata Koordinator Submisi Pemajuan Komnas, HAM, Beka Ulung Hapsara, di Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (5/8).
Komnas HAM juga mengaku meminta penjelasan terkait dengan masalah cyber. Sejauh ini tim cyber sudah mengumpulkan 15 handphone yang diantaranya 10 handphone tersebut sudah diperiksa dan sisanya sedang dianalisa.
“Proses pemeriksaan beberapa handphone tersebut masih dalam tahap untuk menyelidiki kepemilikannya,” katanya.
Selain menerima bukti handphone, Komnas HAM juga mendapatkan bukti rentetan waktu dan soal substansi.
"Ini yang membuat posisi kami melihat proses penanganan kasus Brigadir Joshua ini sudah semakin terang benderang," ujar Komisioner Pemantauan Penyelidikan, Mohammad Choirul Anam.
Komnas HAM mengatakan perlu mengadakan pertemuan lagi karena terdapat prosedur dari cyber yang belum tercapai. Dari hasil pertemuan tersebut, Komnas HAM mengharapkan ada kejelasan bagaimana cara menggunakan alat beserta metodenya, dan cara bekerja dengan memberlakukan logika dari analisa handphone tersebut.
Anam menyebut pada pertemuan selanjutnya akan digelar kembali pada Rabu depan terkait uji balistik, juga tempatnya di Gedung Komnas HAM.
“Moga-moga dalam pertemuan berikutnya sudah ada hasil mengenai uji balitik dan perkembangan tambahan penyelidikan lainnya,” katanya.