Batanghari, Gatra.com - Wakil Bupati Batanghari, H. Bakhtiar melapor kepada Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan perihal ketersediaan bahan baku kelapa sawit di depan Komisaris Utama PT Nusantara Green Energy (NGE), Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro.
Bambang Brodjonegoro dikenal pernah menjabat menteri kabinet Indonesia Maju, yakni Menteri Keuangan, Menteri Riset dan Teknologi dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.
"Ketersediaan bahan baku di Kabupaten Batanghari memang lebih banyak 32% dari 5.800 km2 di tanami dengan kelapa sawit. Pada saat ini tercatat 173.000 hektar merupakan tanaman kelapa sawit," kata Bakhtiar dalam sambutan acara peletakan batu pertama pabrik minyak sawit masa depan, Selasa (2/8).
Ketua DPD NasDem Batanghari ini menyebut jumlah pabrik kelapa sawit (PKS) dalam wilayah Bumi Serentak Bak Regam. Total PKS hanya 12 unit dengan luasan kebun kelapa sawit 173.000 hektar.
"Kami menyambu baik kehadiran pabrik ini (PT NGE), mudah-mudahan bisa berkembang sampai ke tengah-tengah kebun masyarakat," ujarnya.
Dari 173.000 hektar, kata Bakhtiar hanya sekitar 37% wilayah kebun perusahaan, sisanya kebun masyarakat dan plasma perusahaan. Jadi tak tertutup kemungkinan kalau membangun pabrik dengan kapasitas 45 ton/jam, masih terbuka 8 unit pabrik lagi.
"Kalau kita membangun pabrik dengan kapasitas 10 ton/jam, berarti lebih banyak lagi pabrik yang bisa berdiri," ucap mantan Sekda Batanghari era Bupati Syahirsah.
Kabupaten Batanghari memiliki kawasan kehutanan 42% dari luas wilayah kabupaten. Bakhtiar menyebut untuk hutan tanaman industri, kemudian HTR maupun hutan desa belum, yang terkelola dengan baik.
"Kondisi ini juga membuka kesempatan pengembangan energi kita ke depan. Ada juga tanaman kelapa sawit yang masih berada dalam kawasan hutan di luar dari 173.000 hektar," katanya.
Selanjutnya guna pengembangan pangan dan energi, akan terbuka kemungkinan bahan bakunya tersedia di Kabupaten Batanghari. Misalnya mengembangkan premium, bio diesel dan segala macam.
"Pengelolaan hasil bahan pangan, baik itu pangan segar maupun bahan baku industri, bisa kita inisiasi pengembangannya ke depan di provinsi Jambi," ucapnya.
Bakhtiar berharap kehadiran pabrik PT NGE membuka peluang investasi industri yang ada di Provinsi Jambi khususnya di Kabupaten Batanghari. Selain kehutanan, kata dia, sektor peternakan dan perikanan juga menjadi penyumbang devisa negara maupun penyumbang kesediaan bahan baku industri.
"Mudah-mudahan ke depan Provinsi Jambi semakin jaya, semakin maju dengan hadirnya PT NGE di Desa Simpang Jelutih. Harapan saya bisa berkembang di seluruh Kabupaten dan bisa kita inisiasi bersama," katanya.