Jakarta, Gatra.com - Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor menilai kekompakan kader Partai Golkar adalah modal bagi mereka untuk menghadapi tantangan maupun melesat pada Pemilu 2024. Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dinilai memiliki peran besar untuk kestabilan internal partai.
“Airlangga Adalah ikon atau trademark dari Golkar saat ini ya solidaritas internal yang bagus. Dan selain juga pendekatan Airlangga, terutama pandangan dari pendukung, cukup baik dan membuat gebrakan internal yang baik dan juga komunikasi yang lebih intens,” kata Firman Noor dalam keterangannya, Jumat (29/7/2022).
Sebelumnya, Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) melaporkan kader Golkar, Haris Pertama ke Bareskrim Polri atas ujaran kebencian pada Airlangga Hartarto. Para kader muda maupun senior, berupaya betul untuk menjaga marwah Ketum mereka. Belajar dari pengalaman yang lampau, konflik dalam tubuh partai sebaiknya dihindari, justru harus kompak jelang pendaftaran peserta pemilu 2024.
“Secara internal, Airlangga ‘berhasil’ memastikan orang-orangnya menduduki posisi kunci, sehingga solidaritas partai lebih terjamin,” ujarnya.
Sejumlah kader muda juga disinyalir membela Airlangga, diantaranya Waketum Erwin Aksa dan Ketua AMPI Jerry Sambuaga. Organisasi kepemudaan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan AMPI juga mendukung Airlangga.
“Karena Golkar ini yang saya pahami naluri rekrutmen politisi muda banyak, entah dari sumber HMI atau yang lain. Mereka punya cukup stok politisi muda,” tutur Firman.
Sebelumnya, Waketum Partai Golkar mengirimkan tim-tim kecil di seluruh Indonesia untuk melakukan Training of Trainer (TOT) Elektronik Kartu Tanda Anggota (EKTA). Pihaknya juga memperluas pengenalan masyarakat dan sosialisasi Airlangga untuk mulai melakukan TOT EKTA Partai Golkar dalam skala besar dengan mengadakan TOT 1.000 orang per titik.
Adapun sistem canvassing dan TOT ini merupakan metode modern yang dikombinasikan dengan Teknologi Elektronik KTA Partai Golkar. Langkah ini dilakukan secara terus menerus dan menyeluruh di seluruh Indonesia, tingkat kabupaten/kota sampai dengan ke desa-desa atau kelurahan, guna memberi dampak positif bagi capres Airlangga Hartarto dan Partai Golkar.
Menanggapi hal ini, Firman mengingatkan agar jangan sampai melanggar aturan kampanye. “Harus dilihat dari konteks, kalau kampanye belum waktunya, dan mereka belum punya hak sebagai peserta pemilu. Saya kira diamati dengan baik jangan sampai ada upaya melakukan curi start. Kalau perkenalan atau kegiatan sosial itu boleh,” tandas Firman.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo menilai Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres) potensial. "Airlangga Hartarto menteri berprestasi, ketum partai besar, beliau capres potensial," terang Ari.
Menurutnya, Airlangga masih mempunyai waktu untuk menaikkan elektabilitas jelang Pilpres 2024. Yang dibutuhkan adalah strategi jitu untuk mengkampanyekan Airlangga.
"Masih ada waktu untuk menaikkan elektabilitas dengan strategi jitu yang pas untuk beliau. Hanya perlu strategi khusus untuk mengkampanyekan Airlangga Hartarto," tambahnya.
Dikatakannya, Golkar mempunyai sumber daya untuk mendongkrak elektabilitas Airlangga. Sayangnya, sumber daya itu masih belum digunakan secara maksimal. "Dan di Golkar banyak orang pintar untuk olah itu, yang selama ini kurang diberdayakan resources itu," tambahnya.
Selain itu, potensi Airlangga juga didukung oleh kendaraan politik besar bernama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Airlangga dan Golkar menjadi motor penggerak dalam koalisi tersebut. "Sebagai partai terbesar di KIB, Airlangga Hartarto bersama Golkar adalah lokomotif di KIB," tegasnya.
Senada dengan hal itu, Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Aditya Perdana mengungkapkan Airlangga memiliki kelayakan dan kepantasan untuk maju sebagai calon presiden sebagai Ketum Golkar. "Saya pikir setiap ketua umum partai memiliki kelayakan dan kepantasan sebagai calon presiden," terangnya.
Penilaian itu didasarkan pada struktur organisasi yang dimiliki partai politik. Struktur itu berjenjang dari tingkat bawah sampai pusat. "Alasannya partai adalah organisasi yang memiliki cabang yang bertingkat dari desa, kecamatan, kabupaten/kota hingga provinsi," ungkapnya.
Hal itulah yang membuat seorang ketua umum partai politik mempunyai kans besar untuk mengkampanyekan dirinya, termasuk dalam kerangka Pilpres 2024. "Sehingga seorang ketua umum partai punya peluang yang besar untuk mensosialisasikan partainya, termasuk tentang dirinya ketum," pungkasnya.