Jakarta, Gatra.com – Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM), Eddy Satriya, mengungkapkan bahwa destinasi wisata Labuan Bajo di Nusa Teggara Timur (NTT) sudah ramai dikunjungi wisatawan sebagai imbas dari membaiknya situasi pandemi di Tanah Air.
“Terakhir kami kemarin ke Labuan Bajo itu sampai ngantre itu naik ke Pulau Padar. Kemudian kapal-kapalnya menurun-naikkan penumpang di Pulau Komodo itu juga ngantrie. Artinya apa? Itu bule-bule sudah seliweran lagi,” ujar Eddy dalam agenda Indonesian CEO Talk di Jakarta, Kamis, (29/7/2022).
Menurut Eddy, situasi tersebut menggambarkan bahwa sektor pariwisata Indonesia sudah mulai merangkak keluar dari krisis demi krisis yang mengiringinya selama pandemi.
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ia menyebut situasi tersebut juga tercermin dari pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal pertama tahun 2022 yang mencapai 5,01%. “Hampir sama seperti masa sebelum Covid-19,” ujarnya.
“Jadi kita sudah sangat terpacu sebenarnya ketika sampai di daerah [seperti Labuan Bajo], melihat salah satu destinasi wisata prioritas ternyata sudah menggeliat kembali,” imbuh Eddy.
Seperti diketahui, Labuan Bajo saat ini berstatus sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP). Kemenparekraf tetap mengembangkan lima destinasi prioritas di tengah pandemi.
Empat destinasi lainnya adalah Candi Borobudur di Magelang (Jawa Tengah), Danau Toba di Medan (Sumut), Mandalika di Lombok (Nusa Tenggara Barat), dan Likupang di Minahasa Utara (Sulawesi Utara).
Selama pandemi Covid-19 melanda, Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi yang terdampak. Pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, NTT, di mana Labuan Bajo berada, menyebut bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke destinasi tersebut hanya berjumlah 19.136 pada periode Januari–Juli 2021. Angka itu jauh lebih sedikit dari periode Januari–Maret 2020 di mana jumlah wisatawan yang melancong ke sana adalah sejumlah 30.000 wisatawan.
“Dari jumlah kunjungan wisatawan itu pendapatan asli daerah (PAD) baru mencapai sekitar Rp851 juta saja,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan kebudayaan Manggarai Barat, Pius Baut, seperti dilansir oleh Antara pada Rabu, (21/7/2021).