Sukoharjo, Gatra.com - Pagelaran Asian Art Festival 2022 di Studio Mugidance, Desa Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, Sabtu (23/7) berlangsung meriah. Di mana menyajikan seni pertunjukan dari pelbagai wilayah dan kelompok kesenian.
Kegiatan yang digagas oleh Mugiyono Kasido, seorang master tari kontemporer internasional ini berkolaborasi dengan seniman dalam dan luar negeri dan sudah berlangsung sejak tahun 2016.
Mugiyono bekerjasama dengan salah satu foundation, di mana pada tahun 2017 Asian Art Festival diselenggarakan di Fukuka Jepang. Pandemi Covid-19 sempat menjadikan kegiatan rutin terjeda, meskipun pada tahun 2021 diadakan secara virtual.
Sampai akhirnya, pada 2022 Asian Art Festival kembali diselenggarakan secara offline dan diharapkan dapat merasakan sentuhan pertunjukan secara langsung.
Dengan para penampil diantaranya Teater Ruang, Teater Sangir, Wangi Indriya, Oengaran Menari, Studio Titik Dua, Marvel & Seo, Hastamataya, Mugiyono Kasido, dan Sanggar Defabel.
Para penampil menyuguhkan penampilan yang menarik, diawali oleh Sanggar Defabel dengan memperagakan peragaan pakaian traditional oleh anak anak disabilitas, baik dari pakaian dalam dan luar negeri menjadikan pembukaan acara yang menginspirasi.
Dilanjutkan oleh wangi Indriya, salah satu seniman tari dari Indramayu dengan tari topengnya, hingga di penghujung acara ditutup oleh Komunitas Sarang (Teater Sangir dan Teater Ruang Surakarta) dengan mempertunjukan teater berjudul "Nggugah Lesung" yang disutradarai Ery Aryani.
Sontak, para punggawa teater ruang ini berhasil membuat para penonton ikut berpartisipasi di panggung dengan pertunjukan dan permainan lesungnya. Para penampil dipilih dengan kuratorium oleh studio Mugidance.
“Semoga seni pertunjukan terus terjaga serta bisa menjadikan anak-anak muda bisa lebih berkembang, dan terus tumbuh di festival-festival lainnya,” harap Mugiyono.
Sementara itu Helmi Prasetyo salah satu penggawa Teater Ruang Surakarta menuturkan kembali munculnya Asian Art Festival pasca pandemi, bukan hanya dinanti pemain saja yang membutuhkan ruang pentas untuk mengapresiasikan pengalamannya. "Namun, secara khusus seperti festival atau bentuk kolaborasi lainnya menjadikan suatu pengalaman yang menarik dan mengasyikan karena dapat bersosialisasi dengan kelompok lain," bebernya.
Reporter: Yudi Riyanto