Kairo, Gatra.com – Otoritas Mesir bekerja sama dengan perusahaan energi milik negara Rusia, Rosatom mulai membangun pembangkit listrik bertenaga nuklir untuk pertama kalinya.
Pernyataan bersama diungkapkan perusahaan dan pihak berwenang Mesir, dikutip Reuters, Kamis (21/7).
Menurut pernyataan yang diposting oleh otoritas nuklir Mesir pada Rabu malam, pembangkit di El-Dabaa adalah yang pertama di Mesir dan direncanakan memiliki empat unit, masing-masing dengan kapasitas pembangkit 1.200MW.
Menteri Energi Mesir Mohamed Shaker mengatakan peresmian unit pertama menandai "peristiwa bersejarah" bagi Mesir, yang dimungkinkan berlangsungnya kerja sama Mesir-Rusia.
Mesir telah mempertimbangkan untuk menghidupkan dan mematikan pembangkit nuklir di El-Dabaa sejak 1980-an. Kontrak untuk pabrik mulai berlaku pada tahun 2017, namun dimulainya konstruksi tertunda selama beberapa tahun.
Rosatom menerima persetujuan dari regulator Mesir untuk memulai pembangunan unit pertama bulan lalu.
Pernyataan itu tidak memberikan rincian tentang biaya atau kerangka waktu untuk konstruksi. Pada 2016, Mesir mengatakan sebagian besar biaya konstruksi akan ditutupi oleh pinjaman Rusia senilai US$25 miliar.
Pembangkit tersebut akan menggunakan reaktor air bertekanan, serupa dengan pembangkit listrik tenaga nuklir Novovoronezh dan Leningrad di Rusia, dan di pembangkit listrik Belarusia yang terhubung ke jaringan listrik pada November 2020.
Mesir dengan cepat memperluas kapasitas pembangkit listriknya selama dekade terakhir, terutama melalui pembangkit besar berbahan bakar gas yang dibangun oleh Siemens, dan sekarang memiliki surplus listrik, dengan rencananya memulai atau memperluas ekspor listrik ke beberapa negara Timur Tengah.
Hal ini juga dapat meningkatkan pangsa kapasitas pembangkit listrik dari sumber terbarukan menjadi 40 persen pada tahun 2030 dan 42 persen pada tahun 2035.