Jakarta, Gatra.com – Demi mendongkrak produktifitas lahan, perusahaan pertanian pelat merah yang juga bagian dari BUMN Pangan, PT Sang Hyang Seri kini sedang berupaya melakukan restorasi lahan di Sukamandi,Kabupaten Subang seluas 800 hektar, dari total keseluruhan aset sebanyak 3.200 hektar.
Menurut Direktur utama PT Sang Hyang Seri Maryono, pihaknya optimis restorasi tersebut dapat berhasil dan akan berdampak kepada kesejahteraan para mitra petani setempat menjadi meningkat.
Maryono memaparkan, kualitas tanah pada lahan PT Sang Hyang Seri sekarang semakin turun dikarenakan eksploitasi tanah secara berlebihan yang mengakibatkan tanah menjadi asam dengan Ph 5,5.
Tentu jika kualitas tanah tidak dibenahi akan berpengaruh kepada hasil produksi beras yang tidak maksimal bahkan bisa dibawah rata-rata. Karenanya saat ini PT Sang Hyang Seri dipercayai oleh negara untuk mengelola dan memperbaiki lahan tersebut.
“Maka dari itu kami perlu melakukan perbaikan baik dari segi teknis maupun tata kelola yang akan diterapkan tata cara budidaya padi yang benar mulai dari pengolahan tanah, persemaian, pertanaman, perawatan, panen hingga pasca panen. Dan kami opitimis hal tersebut akan berhasil,” ujar Maryono serperti dikutip dari rilis yang diterima Gatra.com, Kamis, (21/7).
Ia juga menambahkan bahwa program restorasi lahan ini PT Sang Hyang Seri memastikan bekerjasama langsung dengan petani di sekeliling areal, dan tidak melewati pihak ke 2 atau pihak-pihak lain yang berpotensi dapat merugikan petani maupun PT Sang Hyang Seri itu sendiri.
Karena pada realitas di lapangan selama ini ada oknum lain yang merasa dirugikan dengan kerjasama pola langsung antara PT Sang Hyang Seri dengan petani, yang berlanjut dengan melakukan protes pelaksanaan program restorasi.
Sehingga PT Sang Hyang Seri dalam menjalankan program restorasi lahan ini, akan selalu bersinergi dengan para petani yang memang terdaftar secara sah, agar segala kegiatan akan transparan, dan termonitor.
“Dan pihak-pihak yang mengambil hak para petani kami akan kami tindaklanjuti. Kebutuhan petani akan selalu menjadi tanggung jawab kami, dan kami PT Sang Hyang Seri akan selalu berlandaskan Good Corporate Governance,” ujarnya.
Program restorasi dengan melibatkan petani sebagai mitra ini juga akan dilengkapi dengan dukungan saprodi. Sehingga selain perbaikan kondisi lahan, secara finansial pun diharapkan terjadi peningkatan pendapatan baik bagi PT Sang Hyang Seri maupun bagi petani melalui peningkatan produktifitas hasil panen.
Seorang petani penggarap lahan PT Sang Hyang Seri sempat mengeluhkan hasil panen yang mereka dapatkan tidak sampai 5 ton per hektar padahal dahulu bias mencapai 9 ton per hektar.
Petani tersebut juga baru mengetahui bahwa kerugian dan pencapaian panen tidak maksimal ini dikarenakan kualitas lahan yang buruk akibat kandungan organik yang rendah, dari himbauan PT Sang Hyang Seri serta tim konsultan perguruan tinggi.
“Kami juga baru tahu bahwa ternyata lahan Sang Hyang Seri sudah kurang layak untuk digunakan dari himbauan perusahaan sama konsultan perguruan tinggi,” ujarnya.
Sementara Kepala Desa Ciasem Girang, Kabupaten Subang, Tahroni mengatakan bahwa desanya sebagai desa penyangga yang berbatasan langsung dengan lahan PT Sang Hyang Seri mendukung program perbaikan restorasi lahan ini. “Warga kami mendukung program yang dilakukan PT Sang Hyang Seri karena akan meningkatkan pendapatan, dan program swakelola tidak akan menelantarkan petani di desa kami. Karena PT Sang Hyang Seri tetap melibatkan petani,” ujar Tahroni.