Jakarta, Gatra.com- Saat ini, ada tiga persoalan utama yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia. Mahalnya kebutuhan pokok menjadi yang paling utama. Disusul sulitnya kondisi ekonomi rakyat dan sulitnya mencari lapangan pekerjaan.
Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI), Abdul Hakim menyebut bahwa persoalan-persoalan yang sedang dihadapi masyarakat ini ingin segera bisa ditangani. "Kerumitan ekonomi, yang berkaitan dengan masalah ‘perut’ membuat masyarakat makin gelisah," katanya dalam keterangan persnya, Senin (18/7).
Untuk segera bisa keluar dari persoalan yang menghimpit mereka ini, lanjut dia, masyarakat berharap pada tokoh-tokoh nasional. "Mereka yakin bahwa Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto bisa menyelesaikan persoalan mereka sampai tuntas," ujar Abdul Hakim.
Nama tokoh-tokoh Indonesia yang dianggap dapat menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi masyarakat saat ini. Sebanyak 14.17% masyarakat masih percaya Joko Widodo akan menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi.
Selanjutnya nama Prabowo Subianto, yang juga digaungkan sebagai calon presiden berada ditempat kedua sebesar 13.75%. Masyarakat Indonesia percaya bahwa Menteri pertahanan ini bisa memberikan harapan.
Sementara nama calon presiden lain yang sudah mengemuka, seperti Anies baswedan dan Ganjar Pranowo misalnya, angka kepercayaan masyarakat untuk bisa menyelesaiakan persoalan mendesak mereka ada diangka 5.83% dan 3.33%.
Dari sisi elektabilitas, 10 nama capres yang menduduki posisi 10 besar sudah terdeteksi. Dalam survei SSI yang dilakukan dalam rentang waktu 3 – 12 Juli 2022, Prabowo Subianto masih memimpin rute kontestasi. (Lihat infografis-red)
Survei ini sendiri dilakukan terhadap 1.200 responden dengan metode sampling multistage random sampling dengan margin of error ± 2,83% dan tingkat kepercayaan 95,0%. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka langsung dengan responden menggunakan kuesioner.
Melihat proyeksi kriteria parpol dalam membangun koalisi, Abdul Hakim menyebut bisa disimpulkan bahwa Partai Gerindra dan Prabowo Subianto saat ini akan menjadi salah satu tonggak sumbu utama penentu arah koalisi parpol jelang pemilu 2024.
Saat ini, PDI Perjuangan sudah tidak terlalu memusingkan masalah koalisi. PDI Perjuangan sudah bisa mengirim satu paket Capres/Cawapres tanpa harus bekerjasama dengan parpol lain. "Artinya, PDI Perjuangan sudah tidak terlalu berkepentingan dengan koalisi," tegas Abdul Hakim.
Namun diluar PDIP, delapan parpol berkursi di DPR RI akan sangat berkepentingan untuk mengadakan kerja sama dalam mengusung Capres/Cawapres. Disinilah titik poin analisis bahwa peta koalisi parpol, salah satunya akan bertumpu pada Partai Gerindra dan Prabowo Subianto.
"Partai Gerindra yang hanya butuh satu teman koalisi untuk bisa mendapatkan boarding pass Capres/Cawapres, akan sangat mempengaruhi bentuk koalisi yang akan terjadi," papar dia.
Apakah Partai Gerindra hanya cukup puas dengan 1 teman koalisi saja atau lebih dari satu teman koalisi? Situasi ini akan sangat berdampak pada konstelasi koalisi yang akan terbentuk kedepan.
Disaat bersamaan, Prabowo Subianto yang memiliki tingkat elektabilitas paling tinggi diantara capres-capres yang berasal dari partai politik maupun dari non-partai politik, tentu menjadi magnet tersendiri.
Ditambah dengan proyeksi peluang garansi boarding pass tiket capres serta fakta bahwa Prabowo dianggap oleh mayoritas masyarakat Indonesia sebagai solusi untuk bisa mengatasi persoalan-persoalan utama mereka, makin menguatkan daya tariknya.
"Untuk itu, tidak terlalu berlebihan jika kemudian saya menyebut Partai Gerindra dan Prabowo Subianto akan jadi salah satu penentu sumbu utama terbentuknya peta koalisi parpol-parpol dalam menghadapi Pilpres 2024 mendatang," tegas Abdul Hakim.
Satu-satunya kendala yang ada di Prabowo Subianto saat ini adalah yang bersangkutan belum l mengungkapkan diri apakah akan maju sebagai Capres atau tidak pada pemilu mendatang. "Parpol-parpol pasti sangat berharap, dengan mengusung capres/cawapres akan membawa efek ekor jas dalam perolehan suara untuk mendapatkan kursi di DPR RI," jelas Abdul Hakim.
Dengan pertimbangan ini, dia meyakini bahwa parpol akan sangat kalkulatif dalam mencari pasangan koalisi. "Saat ini, tingkat elektabilitas parpol masih dipimpin oleh PDIP yang terus dikuntit oleh Partai Gerindra," ungkap Abdul Hakim.