Cilegon, Gatra.com- Direktur Pengembangan Usaha PT Krakatau Tirta Industri (KTI), Iip Arief Budiman mengungkapkan, PT KTI mengelola air dari dua sumber yaitu Sungai Cipasauran dan Danau Krenceng dengan kapasitas 2.600 liter per detik. Sebanyak 60-70 persen dari kapasitas tersebut sudah terutilisasi untuk kebutuhan industri dan juga residensial.
"Jadi bukan hanya untuk kebutuhan Krakatau Steel saja tetapi juga untuk tenant seperti Chandra Asri dan juga Lotte serta perumahan,” kata Iip dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/7/2022).
Iip menjelaskan, industri baja memerlukan tiga penopang utama yaitu air baku, pelabuhan dan listrik mandiri. Kehadiran PT Krakatau Tirta Industri pada awalnya untuk memenuhi kebutuhan air baku untuk PT Krakatau Steel.
Namun, seiring dengan perjalanan waktu, PT KTI juga bisa memenuhi kebutuhan air industri lain yang ada di kawasan industri di Cilegon, Banten. PT KTI atas instruksi pemegang saham juga diminta untuk mengelola air bersih tidak hanya di Cilegon tapi juga di luar Cilegon.
Beberapa waktu lalu, PT KTI sudah ikut tender proyek sistem pengelolaan air minum di Batam. Namun, tender pengelolaan air untuk seluruh area di Batam termasuk kawasan industri gagal dimenangkan PT KTI.
“Kami memang kalah, tapi kami kalah dengan kepala tegak karena kami kalah dari empat perusahaan besar yang skalanya sudah nasional. Kami tidak menyerah dan ikut tender lagi untuk pengelolaan air di PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang dulu namanya PT Newmont Sumbawa, dan alhamdulilah kita menang,” jelas Iip.
Nantinya, kata Iip, PT KTI akan mengolah air laut untuk dijadikan air bersih dan digunakan untuk kebutuhan dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Untuk merealisasikan hal tersebut, PT KTI akan menggunakan teknologi sea water reverse yang bisa mengolah air laut menjadi air bersih atau desalinasi.
“Tahap pertama desalinasi itu kan garam dari air laut kita buang lalu setelah itu mineralnya yang kita buang sehingga bisa menjadi air bersih. Proses pemurnian air itu memerlukan waktu sekitar 16 bulan,” ungkap Iip.
PT KTI juga berkolaborasi dengan PDAM di daerah untuk pengelolaan sistem air bersih. Contohnya ketika memenangkan tender di Gresik di mana PT KTI berkolaborasi dengan PDAM Gresik dengan kapasitas 1.000 liter per detik.
Setelah di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan Gresik Jawa Timur, PT KTI juga tengah menjajaki potensi kerja sama dengan kawasan industri Medan, Sumatera Utara. Kawasan Industri Ekonomi Khusus di Medan luasnya hampir 1.000 hektare dan tentunya memerlukan air bersih dalam jumlah yang besar.
Iip mengatakan, kesadaran masyarakat mau pun pemerintah daerah untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat semakin meningkat. Karena itu, ini menjadi potensi yang bisa digarap oleh PT Krakatau Tirta Industri.
“Saat ini PT Krakatau Tirta Industri sudah diberi kepercayaan oleh Pemprov Banten untuk pengelolaan sistem air minum di Banten Barat meliputi tiga kabupaten kota yaitu Kabupaten Serang, Kota Serang dan kota Cilegon yang airnya bersumber dari Waduk Karian,” kata Iip.
Nantinya, jelas Iip, PT KTI akan menyuplai air bersih ke PDAM di tiga kabupaten kota tersebut. Proyek tersebut diperkirakan rampung pada 2025-2026. Iip berharap keterlibatan PT KTI dalam pengelolaan air bersih di sejumlah daerah hingga ke seluruh wilayah Nusantara bisa meningkatkan imej perusahaan serta memberikan kontribusi untuk kepentingan BUMN.