Jakarta, Gatra.com- Good Doctor Technology Indonesia (Good Doctor) mengumumkan kemitraan dengan Predigti (Perhimpunan Kedokteran Digital Terintegrasi Indonesia) dan Wolters Kluwer, pemimpin global terkemuka dalam teknologi klinis tepercaya. Hal ini sebagai bagian dari komitmen Good Doctor dalam menjunjung tinggi keunggulan medis dan keselamatan pasien.
"Kami senang dapat bermitra dengan UpToDate, memperlengkapi dokter kami dengan informasi medis terbaru dari UpToDate yang merupakan platform diakui secara internasional, kami memastikan bahwa standar perawatan kami juga mengikuti standar internasional,” ungkap Head of Medical, PT Good Doctor Technology Indonesia, dr. Adhiatma Gunawan dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/7).
Sebagai platform telemedicine pertama di Indonesia yang bermitra dengan UpToDate, Good Doctor berkomitmen tinggi terhadap kualitas medis dan layanannya. Good Doctor tidak hanya memberikan rekomendasi tetapi memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan berkualitas terbaik, demi kebaikan pasien.
Dengan kerja sama ini, bukan hanya dokter yang diuntungkan, tetapi juga pasien karena pasien akan mendapatkan pengobatan yang aman dan efektif, berdasarkan praktik medis yang tepercaya dan berbasis bukti. Selain itu, dengan akses ke sumber medis terbaru, artikel di website Good Doctor akan lebih selaras dengan informasi medis terbaru berbasis bukti.
“Memang kami masih dalam tahap awal telemedicine, yaitu telekonsultasi. Namun, pada tahap awal ini, kami telah menjamin aspek kualitas medis dari layanan telekonsultasi kami dengan memperlengkapi dokter kami untuk memberikan telemedicine berbasis bukti bagi pengguna kami," jelas dr. Adhiatma.
UpToDate menyediakan akses ke lebih dari 12.000 topik klinis di 25 spesialisasi, lebih dari 9.500 rekomendasi bertingkat, lebih dari 6.900 entri obat khusus. Juga lebih dari 200 kalkulator medis untuk mendukung dokter kami dengan akses ke informasi dan sumber daya medis yang valid, tepercaya, dan diperbarui.
Beberapa negara ini sudah membuktikan keunggulan UpToDate. Para peneliti di National University Hospital Singapura menemukan bahwa penggunaan UpToDate menyebabkan perubahan dalam keputusan klinis sebanyak 37%.
Di sebuah rumah sakit di Jepang, tingkat kesalahan diagnosis untuk pasien yang diperiksa dokter menggunakan UpToDate adalah 2%, dibandingkan dengan 24% untuk pasien yang diperiksa dokter tanpa UpToDate. Para peneliti di Universitas Harvard menyimpulkan bahwa penggunaan UpToDate dikaitkan dengan peningkatan kualitas perawatan.
Country Manager Indonesia, Clinical Effectiveness, Health, dari Wolters Kluwer, Keefe Halim mengatakan, kolaborasi ini berarti Good Doctor akan memberikan saran berbasis bukti—peran yang sangat penting dalam membuat keputusan klinis. “Kami senang dapat bermitra dengan Good Doctor sebagai salah satu platform telemedicine terbesar di Indonesia yang juga mempercayai UpToDate untuk memperlengkapi dokter mereka dengan sumber daya medis yang luas, tepercaya, dan terbaru," jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, ada standardisasi pelayanan sehingga pasien tidak akan memilih dokter karena mereka percaya bahwa dokter mana pun memiliki standar kualitas yang sama. "Bagi pasien, yang terpenting mereka mendapatkan layanan telekonsultasi di Good Doctor,” ujarnya.
Ketua Umum Predigti (Perhimpunan Kedokteran Digital Terintegrasi Indonesia), Dr. Agus Ujianto, MSi Med. SpB mengatakan, Good Doctor sudah menunjukkan tanggung jawab dengan berfokus pada patient safety dalam telekonsultasi yang sudah terealisasi dan ini patut diapresiasi. "Tentu di masa mendatang, tidak tertutup kemungkinan Good Doctor akan menyediakan alat-alat remote medical consultation canggih lainnya. Selain itu, Komite Medis di Good Doctor merupakan kemajuan lain yang dicapai platform ini yang juga patut diapresiasi," jelasnya.
Kemajuan lain yang diharapkan Dr. Agus dari Good Doctor adalah menetapkan periodisasi, yaitu kapan akan memperluas layanannya untuk menyediakan layanan digital yang lain, tidak hanya telekonsultasi. Good Doctor juga diharapkan mempersiapkan untuk transformasi kesehatan yang dicanangkan Kementerian kesehatan.
Yaitu citizen health apps dimana setiap pasien memiliki data sendiri yang bisa dibawa ke mana pun. Sebuah kebanggaan jika platform bisa menjadi fasilitas kesehatan. “Telemedicine kini sudah menjadi kebutuhan yang harus dipersiapkan dan terjamin kualitasnya untuk tata laksana di bidang kesehatan," pungkasnya.