Palembang, Gatra.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, mengatakan Indonesia saat ini masih membutuhkan tangan-tangan perempuan dalam melakukan pemberdayaan bagi masyarakat terutama perempuan dan anak-anak.
Karena itu, pihaknya mendorong agar Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) untuk terus mencetak perempuan Indonesia yang tangguh.
“Data angkatan kerja kita didominasi perempuan dengan usia pendidikan SMP kebawah. Tentunya, mereka memiliki keterbatasan skill, sehingga mereka bekerja sebagai unskill workers,” ujarnya dalam acara penutupan Kongres ke-16 Fatayat NU di Jakabaring Sport City, Palembang, Minggu (17/7).
Menurut mantan Ketua Umum PP Fatayat NU ini, pihaknya pun berkeinginan agar persepsi dunia terhadap tenaga kerja Indonesia berubah. “Kita sudah mengirimkan skill workers, nurse ke Arab Saudi. Ini adalah awal dari bahwa Indonesia memiliki skill worker berkualitas,” katanya.
Ketua Fatayat NU Periode 2022-2027, Margaret Aliyatul Maimunah, mengatakan hasil dari Kongres Fatayat NU sendiri bahwa perempuan merupakan kunci dalam mencetak generasi muda Indonesia yang tangguh. Terlebih, Fatayat NU dengan sekitar sepuluh juta anggota yang tersebar di seluruh Indonesia diharapkan dapat berperan dalam mencetak generasi Indonesia yang tangguh.
Dikatakannya, tantangan bagi upaya mencetak generasi muda yang tangguh tersebut antara lain perkembangan teknologi, tenaga kerja perempuan yang didominasi unskill worker dan sikap budaya serta mental yang perlu mengalami transformasi.
“Kemajuan teknologi merupakan tantangan terutama dalam pengasuhan anak dan generasi yang akan datang,” ujarnya
Pihaknya pun menargetkan kemajuan teknologi bisa menjadi sarana dakwah ahlusunnah wal jamaah. “Kita juga perlu melakukan upaya bahwa fatayat NU sumber kemajuan perempuan dan anak,” kata kandidat Doktor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) ini.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menjelaskan untuk bisa menghadapi perubahan mendasar perlu ada transformasi budaya dan mental.
“Fatayat akan menjadi aktor penting dalam transformasi budaya dan mental. Ibu-ibu berperan besar terhadap pendidikan anak-anak,” ujarnya.
Selain Menteri Tenaga Kerja dan Ketua PBNU, Penutupan Kongres juga dihadiri Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru yang menyampaikan selamat serta apresiasi kepada ketua terpilih.
Kemudian, Sekjen PBNU Syaifullah Yusuf, Ketua PWNU Sumsel KH Amiruddin Nahrawi, serta sejumlah Anggota DPR RI Perempuan, yakni Siti Mukaromah (Komisi VI), Neng Eem Marhamah (Komisi V), Nur Nadlifah (Komisi IX) dan Ela Siti Nuryamah (Komisi IX) serta Anggia Ermarini (Komisi IV) yang juga Ketua PP Fatayat NU demisioner.
Kongres ke-16 Fatayat NU berlangsung sejak 14 hingga 17 Juli 2022. Kongres dihadiri sekitar 1.500 orang yang berasal dari 34 PW pada tingkat provinsi, 48 Pimpinan Cabang pada tingkat kabupaten dan kota, kemudian Pimpinan Anak Cabang pada tingkat kecamatan dan Pimpinan Ranting pada tingkat desa/kelurahan di seluruh Indonesia.