Kolombo, Gatra.com - Krisis ekonomi berkepanjangan dan pendudukan rakyat di Istana Presiden akhirnya berhasil menggulingkan Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa.
Menurut Ketua Parlemen Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardena, Presiden akan mengundurkan diri pada hari Rabu (13/7). Mundurnya Gotabaya Rajapaksa lantaran tunduk pada tekanan kuat setelah gelombang protes yang penuh kekerasan menyerbu kediaman resmi presiden dan membakar gedung, serta rumah perdana menteri di Kolombo, Senin (11/7) lalu.
Para pengunjuk rasa anti-pemerintah yang marah atas pemadaman listrik, kekurangan barang-barang pokok dan kenaikan harga telah lama menuntut agar Rajapaksa mundur. Tetapi pensiunan perwira militer itu selama berbulan-bulan tetap menolak tuntutan tersebut dan menggunakan kekuatan darurat dalam upaya untuk mempertahankan kendali.
Apesnya, kekerasan dan kekacauan politik yang mencengkeram negara pulau berpenduduk 22 juta jiwa itu terjadi di tengah negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) mengenai rencana penyelamatan, serta proposal untuk merestrukturisasi utang negaranya, yang keduanya bisa kacau balau.
Rencananya, Parlemen Sri Lanka akan memilih presiden baru pada 20 Juli mendatang. Sebelumnya, saudara laki-laki dan keponakan Presiden sudah berhenti sebagai menteri ketika Sri Lanka mulai kehabisan bahan bakar, makanan, dan kebutuhan pokok lainnya dalam krisis terburuk sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948.
Parlemen akan berkumpul kembali pada hari Jumat (15/7) dan akan memilih presiden baru lima hari kemudian. "Selama pertemuan para pemimpin partai yang diadakan hari ini (Selasa), disepakati bahwa ini penting untuk memastikan pemerintahan semua partai yang baru sesuai dengan Konstitusi," ucap Ketua Parlemen Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardena seperti dilansir CNA, Selasa (12/7).
Menurutnya, partai yang berkuasa telah mengatakan perdana menteri dan kabinet siap mengundurkan diri untuk menunjuk pemerintahan semua partai. Sementara itu, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, yang rumah pribadinya dibakar oleh pengunjuk rasa, juga mengatakan akan ikut mundur dari jabatanya.