Jakarta, Gatra.com – Usaha pemerintah dalam meringankan beban masyarakat akibat kenaikan harga minyak goreng, dengan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng, menuai banyak dukungan masyarakat.
Ini terlihat dari hasil survei nasional Indikator Politik Indonesia yang dilakukan dalam rentang 16-24 Juni 2022. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan bahwa sebagian besar responden setuju dengan keputusan pemerintah memberikan BLT minyak goreng.
Jika pada April 2022 tingkat dukungan dan persetujuan masyarakat terkait BLT minyak goreng baru berada di angka 79,3%, memasuki Juni ratingnya semakin meningkat menjadi 85,7%.
“Melihat data, sebagian besar responden setuju dengan usaha pemerintah memberikan BLT minyak goreng untuk meringankan beban masyarakat,” kata Burhanuddin saat memaparkan hasil survei bertajuk 'Evaluasi Publik terhadap Kinerja Pemerintah dalam Bidang Ekonomi, Politik, Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi' secara virtual, Senin (11/7/2022).
Survei Indikator juga menemukan jika penerima BLT minyak goreng mengalami peningkatan. Jika pada April lalu data baru di angka 20,2%, memasuki Juni 2022 menjadi 30,3%.
Seperti diketahui, BLT minyak goreng diberikan kepada 20,5 juta keluarga yang termasuk dalam daftar penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), juga termasuk dalam Program Keluarga Harapan (PKH). Selain itu, BLT minyak goreng juga diperuntukkan bagi 2,5 juta pedagang kaki lima yang berjualan makanan gorengan.
Bantuan diberikan sebesar Rp 100 ribu setiap bulannya. Pemerintah memberikan bantuan tersebut untuk 3 bulan sekaligus yaitu April, Mei, dan Juni, dibayarkan di muka. Artinya, penerima bantuan akan menerima Rp 300 ribu BLT minyak goreng pada bulan April 2022.
Menurut Burhanuddin, dari temuan survei terbaru, BLT minyak goreng dinilai membantu masyarakat yang terdampak kenaikan harga minyak goreng.
“Karena responnya positif, jadi banyak yang mendukung dan setuju pemerintah memberikan BLT minyak goreng kepada masyarakat yang terdampak kenaikan harga minyak goreng,” ungkap Burhanuddin.