Washington DC, Gatra.com - Setelah tampil memukau di Times Square, New York, Amerika Serikat pada Rabu (6/7), Tim Muhibah Angklung kembali menghebohkan publik Paman Sam. Kali ini, seni pertunjukan tersebut digelar di The Smithsonian, salah satu komplek museum terbesar bukan hanya di Amerika, namun juga di dunia, pada Jumat sore (8/7) waktu setempat.
"Ini tempat yang sangat prestisius, antriannya bisa satu sampai dua tahun untuk bisa tampil di Smithsonian," kata Prof. Poppy Rufaidah, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedubes RI di Washington DC dalam siaran pers yang diterima Gatra.com, Sabtu (9/7) sore.
Beberapa lagu yang dibawakan oleh Tim Muhibah Angklung antara lain "Jali-jali" dari Jakarta, "Janger" dari Bali, dan "Yamko Rambe Yamko" dari Papua, yang keseluruhan lagunya dipadukan dengan tarian tradisionalnya.
Tidak hanya membawakan lagu tradisional Indonesia, Muhibah Angklung juga membawakan lagu-lagu internasional seperti "Pompeii" dari Bastille, "Nothing Else Matter" dari Metallica, "Mamma Mia" dari ABBA, dan "New York-New York" dari Frank Sinatra.
"Selamat kepada Tim Muhibah Angklung yang didukung oleh Provinsi Jawa Bawat, Gubernur Bapak Ridwan Kamil, dan mitra-mitra lainnya yang telah menghadiri Tim Muhibah Angklung di Amerika Serikat," kata Poppy.
KBRI Washington DC masih kata Poppy, melalui Atase Kebudayaan bekerja sama dengan Smithsonian menampilkan kebudayaan yang menjadi agenda tahunan bagi KBRI Washington DC dan juga bagi Smithsonian.
"Tahun ini, Smithsonian hanya memilih dua penampilan dari Korea dan Indonesia. Dan sangat beruntung sekali angklung dari Tim Muhibah Angklung dari Jawa Barat," ujarnya.
Penampilan yang dinilai sangat luar biasa tersebut dimainkan secara apik dengan menampilkan komposisi antara lagu daerah, lagu nasional, dan juga lagu internasional yang terdiri dari lagu-lagu yang sangat popular Avenger, ada lagu yang berasal dari negara Italia.
"Per hari ini yang menonton acara ini adalah 1.500, itu adalah suatu prestasi yang sangat luar biasa sekali berasal dari banyak embassy yang hadir yang mayoritasnya mereka itu sangat surprise mengetahui ternyata angklung itu bisa dimainkan secara grup dan bisa menampilkan berbagai macam lagu-lagu," kata Poppy.
Sementara itu, Ketua Tim Muhibah Angklung Maulana M. Syuhada mengatakan, tim yang ia pimpin tidak hanya tampil di Smithsonian saja, namun juga melakukan misi budaya dari ujung Timur sampai ke Barat Amerika. Timnya memulai misi budaya dari New York, Washington, Manitowoc, Chicago, Boise, hingga San Francisco.
Mereka melakukan konser, flash mob dan mengikuti dua festival folklore internasional yaitu Magic Valley Folk Festival di Burley, Idaho (18-23 Juli 2022) dan World Folkfest di Springville, Utah (25-31 Juli 2022). Keduanya adalah festival ternama di AS. Seleksinya sangat ketat.
Menurut direktur Internasional World Folkfest, Emily Wilkinson, dari 84 tim dari berbagai negara yang mendaftar ke World Folkfest, hanya 10 negara yang diterima, dan salah satunya adalah Tim Muhibah Angklung.
Sebelumnya Tim Muhibah Angklung pernah melakukan tiga kali misi budaya pada tahun 2016 dan 2018 di benua yang berbeda yaitu Eropa dan Australia. Pada 2020 Tim Muhibah Angklung sudah merencanakan misi budaya ke Amerika Serikat, namun kegiatan tersebut urung dilakukan karena pandemi Covid-19, kemudian bisa diwujudkan pada 2022 .
Tim Muhibah Angklung merupakan tim angklung yang berasal dari Bandung, Jawa Barat, pada Juli ini sedang melaksanakan misi budaya ke Amerika Serikat. Rencananya, Muhibah Angklung akan melakukan misi budaya selama satu bulan penuh dengan tujuan untuk mempromosikan alat musik angklung dan warisan tradisional budaya Indonesia