Jakarta, Gatra.com – Presiden Joko Widodo, pada Mei tahun ini telah mengizinkan masyarakat untuk membebaskan diri dari kewajiban memakai masker di ruangan terbuka. Walau kebijakan bebas pemakaian masker ini telah berlaku sejak Rabu (18/5/2022) lalu, masih banyak masyarakat yang enggan melepas masker mereka.
Hasil survei Jakpat mencatat bahwa sebanyak 69 persen responden menyatakan bahwa mereka selalu memakai masker baik di dalam ataupun di luar ruangan. Menurut hasil survei tersebut, ada beberapa alasan yang menyebabkan masyarakat enggan melepas maskernya.
Mayoritas responden survei atau sebanyak 75% mengaku tetap menggunakan masker sebagai perlindungan diri dari polusi udara serta bau tak sedap. Selanjutnya, sebanyak 69%, yang menempati alasan survei teratas, menyatakan tetap menggunakan masker sebagai pelindung diri mereka dari virus-virus lain yang berpotensi menular melalui pernapasan.
Sebanyak 64% responden menggunakan masker untuk mencegah penyebaran Covid-19. Di bawahnya, 62% responden karena sudah sejak dulu menggunakan masker dan 50% beralasan karena merasa lebih nyaman ketika mengenakan masker.
Selain itu, sebanyak 33% responden menyatakan bahwa mereka merasa lebih percaya diri ketika mengenakan masker. Sebanyak 22% responden beralasan untuk menutupi wajah, 16% menyatakan bahwa dengan memakai masker lebih menghemat pemakaian kosmetik, dan 1% termasuk dalam alasan lainnya.
Survei ini dilakukan terhadap 356 responden pada 7-8 Juni 2022 dan 20-23 Juni 2022. Survei dilakukan dengan cara menyebar kuesioner melalui aplikasi Jakpat dengan tingkat toleransi kesalahan (margin of error) di bawah 3%.
Menurut Sosiolog Universitas Indonesia, Dr. Ricardi S. Adnan, fenomena masyarakat yang masih mengenakan masker meski aturannya sudah diperlonggar ini dapat disebabkan oleh tiga hal. Hal pertama yang menjadi faktornya adalah fakta bahwa penggunaan masker telah menjadi kebiasaan dan menjadi bagian dari masyarakat.
“Karena telah menggunakan selama kurang lebih dua tahun, ini menjadi sebuah kebiasaan. Sehingga jika tidak mengenakannya di area public akan timbul rasa rishi atau tidak nyaman,” jelas Ricardi.
Alasan keduanya adalah masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya yakin pandemi telah berakhir. Hal itu menjadikan masyarakat enggan menurunkan tingkat kewaspadaan mereka terkait resiko penularan Covid-19. Terakhir, ia menjelaskan bahwa ada sebagian orang yang mengenakan masker karena alasan pribadi seperti menghindari debu atau polusi.
Namun demikian, baru-baru ini pemerintah melalu Wakil Presiden Ma’ruf Amin menarik kembali peraturan terkait pelonggaran pemakaian masker di ruang publik seiring kenaikan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir. Wapres mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, khususnya penggunaan masker, hingga angka harian Covid-19 di Indonesia kembali turun.