Jakarta, Gatra.com – Chief Executive Office (CEO) Tokoplas, Antoni Gunawan, menyampaikan bahwa pihaknya mendorong pelaku dan produk UMKM plastik di Tanah Air dapat bersaing dengan produk-produk impor.
“Kita mau industri UMKM kita bersaing di market, tidak hanya bersaing dengan pemain lokal, tetapi bersaing dengan produk impor,” katanya di Jakarta, Jumat (8/7).
Ia mengungkapkan, pelaku usaha di sektor petrochemical atau petrokimia ini terdiri pemilik modal besar, menengah, dan kecil. Seperti diketahui, di Indonesia, mayoritas yakni 90% pengusaha adalah kategori UMKM. Kelas pelaku usaha tersebut tidak bisa langsung membeli bahan mentah ke pabrik atau distributor utama.
“Perusahaan kecil bisa langsung beli dari pabrik? Ini hampir tidak mungkin. Mereka hanya bisa beli dari layer-layer bawahnya. Mungkin mereka bisa beli dari distributor kecil,” ujarnya.
Menurut Antoni, hal tersebut sangat berpampak, yakni relatif mahalnya harga bahan baku. “Bagaimana UMKM kita bisa bersaing, kalau material yang didapatkan [harganya] tinggi. Ini adalah menurut kami tantangan terbesar,” katanya.
Meliat kondisi tersebut, lanjut Antoni, Tokoplas yang merupakan platform multiproduk spesialiasi produk petrokimia, hadir untuk menjembatani dan mendorong UMKM agar dapat harga bahan baku yang lebih murah. Pihaknya mengusung konsep e-commerce business to business (B2B).
“Kita menggandeng, mengundang para distributor besar atau pabrikan untuk bergabung di Tokoplas sehingga para pelaku industri plastik, khususnya UMKM bisa direct dari pabrik,” katanya.
Ia menjelaskan, setelah diluncurkan pada Maret 2020, pihaknya telah mempunyai sekitar 2.600 customer yang mayoritas atau 99% merupakan terdiri pengusaha skala kecil dan menengah. Sedangkan selebihnya adalah kelas atas. “Itu kompoisi customer kita, sesuai dengan komposisi data yang ada di Indonesia karena dominasi adalah usaha kecil dan menengah,” katanya.
Untuk memajukan UMKM sektor plastik, lanjut Antoni, pihaknya akan terus menggandeng sebanyak-banyaknya pabrikan atau distributor besar bekerja sama dengan Tokoplas supaya pilihannya menjadi banyak. “Dengan demikian, ke depannya UMKM kita siap berkompetisi di market,” ucapnya.
Sebelum pandemi, transaksi bisnis online tercatat sebesar Rp260 tirliun. “Setelah pandemi, trsansaksi online yang luar biasa. Sampai tahun ini, diperkirakan transaksi online akan mencapai Rp520 triliun,” ujarnya.
Chief Operating Officer (COO) Tokoplas, Daryl Jiemy, menambahkan, pihaknya membuat para supplier bisa berhemat dalam penggunaan tenaga kerja karena Tokoplas menangani seluruh proses dari penjualan, pengiriman, hingga after sales services.
Sedangkan untuk customer, di antaranya mempunyai pilihan pembayaran, yakni cash, cicilan, dan tempo. “Ini hasil kerja sama dengan supplier serta institusi keuangan terpercaya di Indonesia,” katanya.
Senior Vice President of Technology Tokoplas, Surya Wijaya, menyampaikan, pandemi Covid-19 tidak melulu negatif. Bagi pihaknya merupakan berkah suatu berkah, yakni melahirkan ide kreatif. “To be honest, pademi ini mejadi blesing in the sky bagi Tokoplas,” ucapnya.
Setelah diluncurkan jelang pandemi, lanjut dia, total pendapatan dari penjualannyat (gross merchadise value) sudah lebih dari Rp2,6 triliun dalam waktu sekitar 2,5 tahun.
Menurutnya, peluncuran tersebut sangat tepat karena orang beralih ke digital dan internet of things (IoT). “Ini momen yang pas, jadi so far sampai hari ini, bulan lalu juga penjualannya meningkat,” katanya.