Medan, Gatra.com - Sebagai lembaga penelitian kelapa sawit tertua di Indonesia, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan terus melakukan inovasi di bidang perkelapasawitan. Setelah menghasilkan sederet benih unggul seperti varietas high-CPO DxP PPKS 540 yang memiliki kandungan CPO tinggi dan quick starter.
Ada pula varietas DxP Dumpy dengan laju pertumbuhan meninggi yang lambat dan cocok pada lahan bergambut, varietas big bunch DxP Yangambi yang produksinya bertandan besar, varietas DxP Langkat dengan rachis (panjang pelepah) relatif pendek dengan kerapatan tanam yang tinggi, serta varietas DxP 540 NG yang moderat tahan Ganoderma.
Belakangan, PPKS mengembangkan yang namanya minyak makan merah. Itulah yang hari ini dilongok oleh Presiden Jokowi ke kantor Pusat PPKS Medan di kawasan jalan Katamso 51.
Kepala PPKS, Dr.M Edwin Syahputra Lubis, mengatakan, Indonesia dianugerahi komoditas kelapa sawit yang memiliki sejumlah keunggulan dibanding minyak nabati lainnya. Salah satunya produktivitas yang paling tinggi dengan biaya produksi yang paling rendah.
Saat ini, Indonesia memiliki areal kelapa sawit seluas 16,38 juta hektare (ha) dengan produksi minyak sawit (CPO) dan minyak inti (PKO) lebih dari 53 juta ton. Penggunaan CPO masih didominasi oleh sektor industri pangan, yaitu sebagai bahan baku minyak goreng.
"Sebenarnya minyak sawit dalam industri pangan tidak hanya sebagai bahan baku minyak goreng, tapi juga sebagai bahan baku pembuat pangan fungsional dan nutrasetikal dengan kandungan asam oleat dan senyawa fitonutrien dengan kadar tinggi. Ini sangat penting untuk kesehatan," katanya kepada Gatra.com, tadi siang.
Potensi tadi kata Edwin belum banyak dikembangkan oleh produsen minyak sawit, khususnya pada skala Usaha Kecil Menengah (UKM). Itu sebabnya PPKS memperkenalkan teknologi sederhana untuk produksi minyak makan merah yang masih mempertahankan kandungan senyawa fitonutrien berkadar tinggi; karoten (sebagai pro-vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (sebagai vitamin E), dan squalene.
"Minyak makan merah berpotensi dipakai sebagai pangan fungsional, salah satunya sebagai bahan pangan untuk antistunting. Karena selain sebagai sumber lemak yang merupakan zat gizi dasar, juga mengandung senyawa fitonutrien yang memiliki sifat sebagai antioksidan dan bioaktivitas lainnya. Asam oleat dan asam linoleat yang dikandungnya berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak," terang Edwin.
Lebih jauh Edwin menyebut, minyak makan merah bisa dipakai untuk menumis bahan pangan, salad dressing, bahan baku margarine, shortening, dan sebagainya.
Menariknya, teknologi produksi minyak makan merah ini dapat dikembangkan pada skala UMKM sebagai potensi peningkatan nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan pekebun dari pengembangan usaha berbasis produk turunan kelapa sawit melalui pemberdayaan koperasi.
Dia berharap edukasi dan sosialisasi tentang manfaat dari minyak makan merah diperbanyak biar minyak makan merah dan produk diversifikasinya bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. "Produk inovasi ini bisa menjadi solusi untuk pemenuhan zat gizi bagi masyarakat Indonesia," Edwin optimis.
Selain inovasi itu, PPKS yang center of excellence di bidang penelitian kelapa sawit sudah berperan penting dalam perkembangan industri sawit di Indonesia. PPKS adalah produsen benih kelapa sawit terbesar di Indonesia yang telah menghasilkan berbagai varietas benih kelapa sawit unggul yang digunakan di perkebunan kelapa sawit, baik perkebunan negara, swasta, maupun perkebunan rakyat.
PPKS juga turut serta dalam Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan berperan aktif mengedukasi pekebun kelapa sawit soal pentingnya penggunaan bahan tanaman unggul maupun penerapan kultur teknis melalui kegiatan diseminasi secara langsung maupun melalui media sosial PPKS.
"Saat ini, PPKS sedang mengembangkan pupuk hayati Bioneensis® yang bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, kesehatan dan kesuburan tanah. Pupuk hayati ini menjadi primadona di perkebunan kelapa sawit di tengah tingginya harga pupuk," katanya.
Dengan dukungan pemerintah dan seluruh stakeholder kelapa sawit, PPKS kata Edwin akan terus berupaya menghasilkan berbagai inovasi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri minyak sawit Indonesia. Baik di sektor hulu, hilir, maupun melalui rekomendasi kebijakan demi kemajuan perkelapasawitan Indonesia sesuai dengan tagline “PPKS berkarya, sawit Indonesia Berjaya”. "Semua ini kami lakukan demi kemajuan perkelapasawitan Indonesia dan mendukung ketahanan pangan nasional," ujarnya.
Abdul Aziz