Home Pendidikan Lestarikan Budaya di Masa Liburan, Siswa SD di Bantul Pentaskan Tari Dolanan

Lestarikan Budaya di Masa Liburan, Siswa SD di Bantul Pentaskan Tari Dolanan

Bantul, Gatra.com - Sejumlah sekolah dasar di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar pentas budaya tari dolanan tradisional. Agenda ini sebagai upaya melestarikan budaya di tengah maraknya anak bermain gawai terutama di musim liburan.

Sekolahanku… panggonku golek ilmu

Diwulang dening bapak ibu guru

Diparingi PR kango gladden

Sanajan abot kudu dilakoni

Kareben isuk dadi wong kang aji

Miguna tumprap bangsa lan nagari

Demikian penggalan geguritan atau puisi berbahasa Jawa yang dibawakan ananda Ilham, murid SD Bibis, Bantul. Setelah menampilkan puisi tentang pentingnya menuntut ilmu di sekolah itu, para siswa lantas bermain dolanan tradisional, seperti cublak-cublak suweng, ancak-ancak alis, dakon, dan jamuran.

Penampilan siswa SD Bibis itu bagian dari sajian Gelar Budaya Tari Dolanan Tradisional Anak Kalurahan Bangunjiwo, yang digelar di Balai Kalurahan Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, DIY, Rabu (6/7). Selain SD Bibis, ada sekitar 60 siswa dari SD Bangunjiwo, SD Banyuripan, dan SD Sambikerep yang terlibat di pementasan ini.

Bangunjiwo dikenal sebagai desa yang kaya potensi budaya di Bantul. Di desa ini terdapat kerajinan wayang kulit, patung batu, kipas bambu, pisau batik, hingga gerabah yang diproduksi di Kasongan. Desa ini juga memiliki kelompok pertunjukan seni budaya, seperti ketoprak, jatilan, dan karawitan.

Di musim liburan ini, Kalurahan Bangunjiwo menghidupkan pentas budaya yang melibatkan anak-anak. Pentas tari dolanan tradisional pun ditampilkan bersama geguritan dan lagu macapat yang diiringi permainan gamelan oleh pemuda dari Karang Taruna setempat.

Lurah Bangunjiwo, Parja, mengapresiasi peran semua pihak dari pihak sekolah, orang tua, hingga Pemda DIY dalam pertunjukan budaya yang didukung Dana Keistimewaan DIY ini. “Gelar budaya ini bertujuan melestarikan permainan tradisional anak supaya budaya adiluhung ini tidak hilang,” ujar Parja.

Selain itu, menurut dia, ajang budaya ini juga demi menanamkan pendidikan karakter pada anak. “Gelar budaya ini juga meningkatkan kreativitas anak dan membuat mereka dapat bekerjasama dengan baik,” tuturnya.

RM Donny Surya Megananda, perwakilan dari Dinas Kebudayaan DIY, menjelaskan kegiatan ini sebagai perwujudan dari program desa mandiri budaya. “Ini membuktikan bahwa Gubernur DIY memberi perhatian untuk pelestarian budaya terutama pada anak-anak,” ujarnya.

Apalagi, menurut Doni, pertunjukan budaya ini disiarkan secara luas melalui media sosial. “Harapannya ini menjadi tontonan sekaligus tuntunan dan menjadi panduan generasi muda dan pelajar. Bukan hanya di Bantul atau Yogyakarta, bahkan juga dunia,” katanya.

 

 

205