Jakarta, Gatra.com - Staf Ahli Menteri Perindustrian (Menperin), Andi Rizaldi, menyampaikan kabar baik mengenai pertumbuhan industri pengolahan non-migas atau manufaktur pada triwulan pertama tahun 2022 ini setelah tercekik pandemi selama dua tahun terakhir.
“Dengan pengalaman yang ktia hadapi pada 2022, walau ada varian Omicron, pertumbuhan industri manufaktur pada triwulan pertama tahun ini, mampu tumbuh sebesar 5,47%. Ini merupakan awal yang baik yang mudah-mudahan bisa kita lanjutkan sampai akhir tahun 2022,” ujar Andi dalam seminar kajian tengah tahun INDEF, Rabu, (6/7/2022).
Pertumbuhan tersebut menjadi titik terang lantaran industri pengolahan non-migas atau manufaktur sempat terkontraksi -2,52% pada tahun 2020. Walau demikian, ketika antara ekonomi dan kesehatan berjalan beriringan pada 2001, sehingga pertumbuhan industri manufaktur mampu tumbuh menjadi 3,67% pada tahun 2021.
Andi menambahkan bahwa indikator lain pertumbuhan industri bisa dilihat dari indikator ekspor. Sektor industri merupakan kontributor terbesar dari total ekspor nasional, yaitu sebesar 72,83%. Ekspor pada Januari-Mei 2022 pada semester I nilai ekspornya sekitar US$83 miliar dan surplus US$11,48 miliar.
Sementara nilai investasi di sektor industri pada triwulan I tahun 2022 tercatat sebesar Rp103,5 triliun atau meningkat sebesar 17% dibanding dengan periode yang sama pada 2021.
Nilai investasi terbesar adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan nilai investasi sebesar Rp39,67triliun, industri makanan senilai Rp19,56 triliun, dan industri kimia dan farmasi senilai Rp16,91 triliun.