Jakarta, Gatra.com – Akhirnya Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyerahkan sertifikat rumah atas nama wartawan senior Satrio Arismunandar, pada Selasa (5/7) di Jakarta. Hal ini dilakukan BTN sesudah seluruh sisa tunggakan utang Satrio dan istrinya Yuliandhini sebesar Rp422 juta dilunasi sepenuhnya.
Penyerahan sertifikat rumah ini secara tuntas dan efektif mengakhiri konflik Satrio dengan BTN, yang nyaris mengakibatkan Satrio dan keluarga kehilangan rumah satu-satunya.
Dalam rilis yang diterima Gatra.com, acara serah terima sertifikat berlangsung di kantor LSI-Denny JA Rawamangun. Selain perwakilan BTN, Satrio dan istrinya, hadir pula Denny JA, yang memfasilitasi dan berperan penting dalam pelunasan utang ke BTN tersebut.
Pelunasan utang itu tak mungkin terjadi tanpa dukungan dan bantuan ikhlas banyak pihak. Ratusan (mungkin lebih dari seribu) teman, rekan, sahabat, kolega, dan kalangan lain menunjukkan simpati dan solidaritas yang luar biasa terhadap Satrio dan keluarga.
Tanpa diminta, mereka berinisiatif bergotong royong dan urunan dana, untuk menyelamatkan rumah Satrio dan keluarga dari penyitaan oleh BTN. Dari hasil urunan itu diperoleh Rp153 juta.
“Denny JA memberi sumbangan pribadi Rp60 juta. Sedangkan kekurangan sebesar Rp209 juta ditalangi oleh Denny JA, sebagai utang yang akan dicicil tanpa bunga oleh saya,” kata Satrio.
Cicilan itu nantinya dibayarkan Satrio dalam bentuk kerja untuk Denny JA selama sekitar 3,5 tahun. Jadi dalam periode pembayaran cicilan itu, sertifikat rumah Satrio disimpan oleh Denny JA.
Satrio mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak dan kalangan, yang telah membantu dan memberi dukungan.
“Khusus untuk pelunasan rumah ke BTN, ada bantuan hasil urunan dari: Alumni FTUI & Lintas Fakultas NKRI; Alumni Gatrik Elektro FTUI; dan teman-teman di Jurusan Elektro Angkatan ‘80 FTUI Rp6.873.112,” tuturnya.
Juga, ada Pengumpulan Dana SAVE SATRIO. Ini adalah kelompok individu dari berbagai latar belakang: dosen/akademisi, aktivis 1998, relawan, pejabat/staf ahli kementerian, aktivis Indonesia Maju, Komunitas Alumni Perguruan Tinggi, dll.
Selain itu, ada dukungan dan bantuan secara individual dan organisasi, yang tidak secara spesifik untuk pelunasan utang di BTN. Tetapi sekadar sebagai wujud simpati, kebersamaan, dan solidaritas untuk Satrio dan keluarga.
Bantuan itu antara lain dari: Organisasi AJI Indonesia dan para jurnalis anggota AJI, teman-teman wartawan Kompas, Trans TV, Kelompok Studi Proklamasi, Pusat Dokumentasi Guntur 49, alumni Suratkabar Kampus Warta UI, teman di grup WhatsApp, teman-teman di Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), dan lain-lain, yang tak bisa disebut satu-persatu.
Belum lagi menghitung bantuan doa, dukungan moral, jasa pengacara probono, dan berbagai wujud dukungan lain dari banyak teman. Satrio meminta maaf, jika ada pihak-pihak yang belum disebut, karena jumlah mereka yang sangat banyak.