Sragen, Gatra.com- Aksi pembobolan akses ke sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) menyebabkan akun delapan calon peserta didik SMAN 1 Gondang Sragen Jateng hilang misterius. Kesempatan mendaftar ke sekolah itu pun terlepas.
Kasus ini mencuat saat orangtua delapan lulusan SMP di wilayah Kecamatan Gondang itu mengadu ke Anggota DPRD Sragen di dapil tersebut, Bambang Samekto, Senin (4/7).
Para orangtua kebingungan nama anak-anaknya tak berada di daftar PPDB SMAN 1 Gondang. Padahal mereka meyakini tak mencabut atau memindahkan pendaftaran ke sekolah lain.
"Ada beberapa orangtua mengadu kenapa sistem PPDB bisa kacau. Anak-anaknya menghilang dari sistem PPDB," kata Bambang.
Setelah dilacak ke sekolah, ternyata akun delapan pendaftar sekolah itu log out dari sistem. Para pendaftar meyakini bukan mereka yang melakukannya. Salah satu contohnya pada kasus yang menimpa calon siswa bernama Monika Iva Lestari. Siswi SMPN 1 Gondang asal Desa Bumiaji itu tercatat mendaftar lewat jalur zonasi dengan pilihan pertama di SMAN 1 Gondang.
Ia tercatat mendaftar pada 29 Juni. Kemudian tanpa sepengetahuannya, terjadi aktivitas log out pada tanggal 1 Juli pukul 14.46 WIB atau menjelang hari penutupan pendaftaran.
Pada saat itu, pada akun Monika tercatat melakukan pembatalan pendaftaran online mandiri dengan no daftar Monika Iva Lestari.
Kemudian pada pukul 14.47 WIB di tanggal yang sama, akun Monika melakukan pendaftaran online mandiri dengan no daftar 0078060972.
Pada saat bersamaan pukul 14.47 WIB itu, akun Monika melakukan pembatalan pendaftaran atau log out lagi.
Lantas pada tanggal 3 Juli 2022 pukul 15.19 WIB akun Monika kembali log in dari IP adress 182.2.73.203. Akibatnya, Monika yang hanya mendaftar di SMAN 1 Gondang dan ada di ranking 121 jalur zonasi, tiba-tiba bisa hilang dari daftar siswa aman diterima.
Bambang menuturkan dari hasil pelacakan, ada 4 akun yang dibajak dengan satu IP Adress yang sama, kemudian 3 akun dibajak dengan IP Adress lain dan satu akun dibajak dengan IP Adress berbeda.
Ketiga IP Adress yang merupakan alamat kode ponsel itu semuanya terdeteksi berdomisili di Jawa Timur. "Kami meminta bantuan Telkom selaku mitra PPDB untuk melacaknya," katanya.
Bambang meminta kepolisian mengusut kejahatan digital ini karena sudah membuat resah dan panik para orangtua calon siswa baru. Polisi juga harus mengusut motifnya.
Lebih lanjut dikatakan, diperlukan perbaikan sistem PPDB. Ia mendapati pendaftar diarahkan mendaftar menggunakan akun dengan keamanan lemah. Panitia PPDB memberi mereka pasword yang sama.
Sementara itu sebagian orangtua pendaftar SMAN 1 Gondang melapor ke polisi terkait kasus yang menimpanya.
Dewi Fitria (39) menerangkan anaknya yang bernama Kayla Achanea Kohedi awalnya mendaftar di SMAN 1 Gondang lewat jalur zonasi. Akibat akun dibobol, nama anak Dewi tiba-tiba hilang dari daftar jalur zonasi dan masuk ke jalur prestasi. Tak lama kemudian, akunnya log out sehingga tak terdaftar lagi di PPDB sekolah itu.
Orang tua calon siswa lainnya, Burhanudin (53) warga Tambakboyo, Mantingan, Ngawi, Jawa Timur, mengatakan anaknya atas nama Abel Abadi Putra merupakan salah satu dari delapan nama yang hilang mendadak.