Banyuwangi, Gatra.com – Bupati Banyuwangi, Ipuk FIestiandani, melantik 53 kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri pada Kamis (30/6) lalu. Dalam kesempatan itu, Ipuk berpesan beberapa hal kepada kepala sekolah yang baru. Ia menyampaikan bahwa dengan adanya pergantian kepemimpinan ini, terdapat perubahan yang lebih baik juga di masing-masing sekolah.
"Kami ingin dengan adanya rotasi kepemimpinan ini, ada perubahan di sekolah Bapak/ Ibu sekalian. Ada energi baru untuk mewujudkan inovasi dan gagasan-gagasan dalam memajukan pendidikan di Banyuwangi," ujar Ipuk.
Satu dari sekian banyak hal yang menjadi perhatian Ipuk di antaranya adalah peningkatan Indeks Pembangunnan Manusia (IPM). Melansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, saat ini IPM di Kabupaten tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2020 di mana awalnya berada di angka 70.62 yang pada 2021 meningkat 71.38. Ipuk juga berharap agar kepala sekolah yang baru bisa menggerakkan masyarakat Banyuwangi yang belum menyelesaikan wajib belajar 9 tahun agar mengikuti kejar paket.
"Salah satu indikator dalam peningkatan IPM adalah upaya meningkatkan rata-rata lama sekolah. Dari tahun 2020 ke 2021, memang ada peningkatan. Tapi, ini belum signifikan. Perlu kerja keras bapak/ ibu sekalian agar jangan sampai ada anak putus sekolah di usia SMP. Sejaligus ayo gerakkan warga yang belum menuntaskan sekolahnya untuk ikut kejar paket," tegas Ipuk.
Pemkab Banyuwangi telah meluncurkan beberapa program untuk menekan angka putus sekolah yang di antaranya adalah Garda Ampuh. Istilah itu merupakan singkatan yang berarti Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah. Program ini merupakan bagian dari upaya pelaksanaan wajib belajar 12 tahun. Dengan demikian Ipuk menekankan agar setiap kepala sekolah memastikan tidak ada siswa yang putus sekolah.
"Bapak/ ibu harus memiliki sensitivitas melihat peserta didik. Jangan sampai mereka putus sekolah karena ada permasalahan sosial yang terjadi pada mereka," imbuhnya.
Selain itu, Ipuk juga berpesan, agar para kepala sekolah yang baru nanti dapat meningkatkan pemanfaatan dan penambahan nilai guna terhadap fasilitas sekolah. Mulai dari Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Bimbingan Konseling (BK) hingga Perpustakaan.
"Ubah mindset. Jadikan UKS, BK dan Perpustakaan ini sebagai penunjang pendidikan yang berfungsi dengan baik. Jangan hanya sekadar pelengkap, apalagi sampai terbengkalai," pesan Ipuk.