Kiev, Gatra.com - Rusia mengatakan pada hari Minggu bahwa pasukannya dan sekutu mereka telah menguasai wilayah Luhansk timur Ukraina, setelah merebut Lysychansk. Kendati Ukraina belum memberikan komentar setelah melaporkan pertempuran sengit di sana.
Kantor berita Reuters, Minggu (3/7) melaporkan, setelah perlawanan sengit Ukraina mencegah Rusia merebut ibukota Kiev setelah invasi 24 Februari, Moskow mengalihkan sasaran fokusnya mengambil kendali penuh atas provinsi Luhansk dan Donetsk di wilayah Donbas timur Ukraina.
Separatis yang didukung Moskow telah bertempur di daerah itu sejak intervensi militer pertama Rusia di Ukraina pada tahun 2014.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyampaikan ke Presiden Vladimir Putin bahwa Luhansk telah dikuasai. Rusia sebelumnya mengatakan pasukannya telah ditangkap di desa sekitar Lysychansk.
Shoigu mengatakan pasukan Rusia dan sekutu mereka di daerah itu telah menguasai kendali penuh atas kota Lysychansk.
Militer Ukraina belum menanggapi permintaan komentar. Pejabat Ukraina, menyebut wilayah yang “dikuasai” Rusia di Ukraina adalah bentuk propaganda perang Rusia, meski dilaporkan terjadi rentetan serangan artileri yang intens di daerah pemukiman.
“Pasukan Ukraina kemungkinan melakukan penarikan yang disengaja dari Lysychansk, yang mengakibatkan perebutan kota oleh Rusia pada 2 Juli,” kata analis di Institute for the Study of War, sebuah think tank yang berbasis di Washington, menulis dalam sebuah catatan singkat.
Mereka memberi penilaian pada rekaman yang menunjukkan pasukan Rusia berjalan santai di lingkungan utara dan timur Lysychansk. Dan mengatakan itu menunjukkan sangat sedikit atau tidak ada pasukan Ukraina yang tersisa.
Dikatakan rekaman itu termasuk gambar yang diposting di media sosial dan geolocated untuk mengkonfirmasi lokasi tersebut.
“Rusia memperkuat posisi mereka di daerah Lysychansk, kota ini terbakar,” tulis Gubernur Luhansk, Serhiy Gaidai di aplikasi Telegram sebelum Rusia mengumumkan perkembangannya.
“Mereka menyerang kota dengan taktik brutal yang tidak bisa dijelaskan,” ujarnya.
Sejauh ini ribuan warga sipil telah tewas dan kota-kota diratakan sejak Rusia menginvasi. Kiev menuduh Moskow sengaja menargetkan warga sipil. Namun, Moskow membantahnya.
Rusia mengatakan tindakannya itu disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina, bertujuan melindungi penutur bahasa Rusia dari kaum nasionalis.
Ukraina dan sekutu Baratnya mengatakan tindakan itu sebaliknya sebagai agresi yang bertujuan untuk merebut wilayah.