Home Ekonomi Teten Ajak Komunitas Kopi Milenial Sumbar Berkoperasi

Teten Ajak Komunitas Kopi Milenial Sumbar Berkoperasi

Jakarta, Gatra.com – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop dan UKM), Teten Masduki, mengajak komunitas kopi milenial di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) agar membentuk dan menjadi anggota koperasi.

Selain itu, Teten mendorong agar Pemerintah Provinsi Sumbar menetapkan kopi sebagai salah satu komoditas unggulan daerah, mengingat potensi kopi di wilayah itu memiliki kualitas yang sangat bagus.

“Salah satunya itu kopi arabica Solok Minang ini sangat enak. Sumbar bisa jadi pemasok yang tinggi kopi ke pasar internasional karena permintaan pasti selalu tinggi ke Indonesia,” katanya.

Menurutnya, cupping score kopi Solok ini bisa mencapai nilai 85 poin. Sudah pasti kopi ini enak. “Kepada Pemprov, saya sarankan agar kopi arabika Solok Rajo ini dijadikan unggulan Sumatera Barat,” katanya dalam keterangan yang diterima pada Minggu (3/7).

Teten dalam acara dialog dengan Komunitas Milenial Coffee Shop, Asosiasi Kopi, Asosiasi Susu, dan Koperasi Solok Rajo di Kantor Gubernur Sumbar, Padang tersebut menyarankan, agar para petani kopi dilibatkan dalam rantai bisnis kopi, termasuk misalnya masuk dalam dalam struktur kelembagaan koperasi.

Menurutnya, agar pembiayaan dari perbankan maupun lembaga pembiayaan lain lebih mudah masuk, sehingga industri kopi di Sumbar semakin bisa berkembang bahkan hingga di kancah global.

Menurutnya, secara nasional, pemerintah telah menetapkan agar tanah-tanah perhutanan sosial yang dipinjamkan kepada petani juga ditanami oleh berbagai bibit produktif, seperti sayur mayur maupun kopi. Sebab, saat ini isu produksi kopi di Tanah Air adalah terkait produktivitas Indonesia yang masih rendah.

“Produktivitas lahan tanaman kopi kita baru 500–700 kilogram per hektare. Sementara Brazil dan Vietnam sudah sampai ratusan kilogram,” ujarnya.

Masih rendanya prouktivitas kopi Indonesia, lanjut Teten, tidak terlepas dengan kualitas bibit yang ditanam. “Sebab di Sumatra Barat ini belum luas lahan kopinya, jadi mudah-mudahan bisa terus diperluas,” ujarnya.

Sedangkan soal bisnisnya secara kelembagaan, penting bagi petani kopi maupun pelaku usaha coffee shop juga bergabung dengan koperasi, termasuk agar petani juga bergabung dalam rantai korporatisasi petani.

“Di Aceh sebagai contoh, kopi arabica Gayo sudah memenuhi permintaan kopi Starbucks tanpa lewat eksportir di Amerika dan Eropa, tapi melalui Koperasi BQ Baburayyan. Ini contoh sukses yang bisa diadopsi koperasi kopi lainnya,” kata Teten.

Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop dan UKM, Siti Azizah, menambahkan, dalam membantu para pelaku usaha coffee shop dan petani dalam mendirikan koperasi, Kemenkop dan UKM menyediakan layanan khusus melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM yang ada di Sumbar.

“Di sana para pelaku usaha bisa mendapatkan pendampingan dan bimbingan sampai koperasi berhasil didirikan,” katanya.

Bukan hanya itu, para pelaku usaha juga akan dibantu dalam mengakses pembiayaan ke lembaga keuangan. “Terkait redesain PLUT KUMKM, kami juga berharap bisa membantu terwujudnya koperasi modern,” ucap Azizah.

Sementara itu, Sekda Sumbar, Hansastri, menambahkan, kopi di Sumbar memang menjadi salah satu yang istimewa. Hal ini terlihat dari banyaknya bermunculan coffee shop yang ada di Sumbar, khusunya di Padang. Ia mengakui bahwa minum kopi saat ini sudah menjadi semacam gaya hidup, terutama di kalangan generasi muda.

“Produksi kopi di Sumbar ini sebanyak 2.775 ton untuk kopi robusta dengan luas lahan sekitar 18.000 hektare,” katanya.

Sedangkan total produksi pada tahun 2021, sebanyak 11.278 ton. Jumlah tersebut mampu memenuhi kebutuhan lokal dan nasional, serta ekspor perusahaan kopi. Namun memang kebanyakan dalam bentuk perorangan.

Untuk itu, Hansastri mendukung pengembangan industri kopi melalui koperasi. Pemprov juga telah mengusulkan kepada Kemenkop dan UKM agar koperasi potensial yang siap diakselerasi agar bisa menjadi koperasi modern melalui kemitraan. “Khususnya untuk produk ekspor, pendekatan adopsi teknologi informasi digital ke koperasi,” katanya.

157