Kyiv, Gatra.com - Kementerian Luar Negeri Ukraina mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Suriah sebagai tanggapan atas keputusan Damaskus yang memberikan pengakuan atas kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR).
"Menanggapi tindakan tidak bersahabat ini, Ukraina menyatakan pemutusan hubungan diplomatik dengan Suriah, tanpa memutuskan hubungan konsuler, sesuai dengan Pasal 2 Konvensi Wina tentang Hubungan Konsuler 1963," tulis pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Ukraina, Kamis (30/6).
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Suriah menginformasikan bahwa negara tersebut memutuskan untuk mengakui kemerdekaan kedua republik di wilayah Donbas tersebut. Hal tersebut diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri negara itu pada Rabu (29/6) kemarin.
"Republik Arab Suriah telah memutuskan untuk mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk," tulis Kementerian Luar Negeri Suriah.
Seperti diketahui, Suriah merupakan sekutu terdekat Rusia di Timur Tengah. Presiden Bashar Al-Assad secara resmi meminta bantuan Rusia dalam mempertahankan pemerintahannya menyusul perang yang mulai berkecamuk di negara itu sejak tahun 2011 silam.
Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov mengatakan bahwa Moskwa akan menyambut baik pengakuan republik Donbass oleh negara lain. Rusia pun telah mengakui DPR dan LPR sebagai negara merdeka pada 21 Februari 2022, tiga hari sebelum dilancarkannya operasi militer khusus ke wilayah Ukraina.
Sebelum Suriah, Republik Abkhazia juga telah memberikan pengakuan kedaulatan atas wilayah Republik Donetsk dan Luhansk. Abkhazia sendiri merupakan wilayah yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Georgia dengan dukungan Rusia. Wilayah itu mendapatkan pengakuan dari Rusia pada 26 Agustus 2008, beberapa hari setelah pecah perang Rusia-Georgia.