Home Ekonomi Urusan Rp11 Triliun di Hari Jumat

Urusan Rp11 Triliun di Hari Jumat

Batam, Gatra.com - Dua hari lalu Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, terbang lagi ke Batam Provinsi Kepulauan Riau.  

Lelaki 59 tahun ini sontak sumringah begitu menengok Kepala Badan Pengusahaan, BP Batam, Muhammad Rudi, menyambutnya di depan pintu keluar jet pribadi tumpangannya itu. 

Selain meresmikan dan sholat Jumat di Masjid Tanjak yang berdiri megah tak jauh dari Bandara Internasional Hang Nadim (BIHN) itu, Airlangga juga berurusan dengan tiga seremonial yang menyedot investasi sekitar Rp11 triliun dan membutuhkan tenaga kerja sekitar 3000 orang.  

Seremonial pertama adalah Serah Terima Operasional dan Peletakkan Batu Pertama Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim. 

Penandatangan serah terima dilakukan langsung oleh Muhammad Rudi dan Direktur Utama PT BIB, Pikri Ilham Kurniansyah. 

Kepala BP Batam, Muhammad Rudi (tengah) sedang memberikan penjelasan kepada Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto (kanan). Foto: (GATRA/Dok. Humas BP Batam)

Tadinya Hang Nadim dikelola oleh Badan Usaha Bandar Udara (BUBU). Tapi mulai pekan depan, persis 1 Juli 2022, Hang Nadim bakal dikelola oleh PT. Bandara Internasional Batam (BIB) hingga 25 tahun ke depan. Pengalihan karyawan BUBU menjadi karyawan BIB sudah rampung Februari lalu.  

BIB sendiri adalah Badan Usaha Pelaksana bikinan konsorsium PT Angkasa Pura I-Incheon Internasional Airport Corporation (IIAC) dan PT Wijaya Karya Tbk yang memenangkan tender pengembangan BIHN itu. 

Selama 25 tahun, konsorsium bakal menggelontorkan investasi sebesar Rp6,98 triliun. Duit sebanyak itu bakal dipakai untuk renovasi bandara hingga pembangunan terminal I dan II.

Di luar itu kata Rudi, sejak tahun lalu pembangunan Gedung Kargo sudah dilakukan dan bulan depan sudah bakal rampung. 

"Tahun ini kami juga akan membangun Gedung VVIP Bandara berlantai 2 dengan  luas lebih dari 2.500 meter persegi. Insya Allah tahun depan bakal rampung," terangnya. 

Lelaki yang juga Wali Kota Batam ini bela-belain melakukan itu semua lantaran dia beranggapan bahwa Hang Nadim sangat strategis di regional Asia Tenggara. 

Berdampingan dengan pelabuhan kargo dan kawasan industri membikin bandara ini cocok jadi hub logistik dan kargo di wilayah Barat Indonesia. 

Seremonial kedua adalah Perjanjian Awal Pengembangan Pelabuhan Batu Ampar antara BP Batam dengan PT. Persero Batam dan Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Ini terkait Kerjasama Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Peti Kemas di Pelabuhan Batu Ampar.

Penandatanganan kesepahaman. Foto: (GATRA/Dok. Humas BP Batam)

Head of Agreement (HoA) ini bertujuan meningkatkan produktivitas dan kapasitas pelabuhan melalui penambahan alat bongkar muat di dermaga dan lapangan penumpukan, serta re-layout lapangan penumpukan. 

Pengembangan ini ditargetkan pada produktivitas bongkar muat yang mencapai 24 box per jam dan peningkatan kapasitas pelabuhan dari 630 ribu TEUs/tahun menjadi 1,2 juta TEUs/tahun.

Untuk itu semua, pengadaan suprastruktur pun berangsur dilakukan seperti 4 unit Quay Container Crane (QCC), 20 unit Head Truck, 10 unit Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC), dan 2 unit Reach Stacker

Lantas infrastruktur yang bakal dibangun antara lain Container Yard, Gedung Kantor, Gate Terminal dan fasilitas pendukung lainnya. Nilai investasi dalam kerjasama ini mencapai Rp680 Miliar dengan waktu pengadaan 12–16 bulan.

Seremonial terakhir adalah Penandatanganan Prasasti dan Peletakkan Batu Pertama PT. Blue Steel Industries (BSI) di atas lahan seluas 50 hektar di Kawasan Industri Taiwan Kabil. 
  
"Ini investasi baru di Batam yang bakal menanam modal sekitar Rp3,5 triliun yang digelontorkan dalam dua tahap," Rudi cerita.   

BSI sendiri sudah punya pengalaman lebih dari 10 tahun dengan total produksi lebih dari satu juta ton baja ringan ramah lingkungan dan inovasi bata.

Meski keringatan melewati seremonial itu, Airlangga justru sumringah. Bagi Airlangga, hari itu, menjadi sejarah baru bagi Batam yang telah memulai perbaikan logistik dan pengembangan transportasi laut dan udara.
 
"Saya berharap investasi di Batam terus meningkat dan Batam sebagai Hub Logistik pun segera terwujud. Hub Logistik ini akan mendorong perusahaan-perusahaan elektronik yang sudah ada, bisa tersambung dengan supply chain di Korea dan China," katanya.

Sekilas Masjid Tanjak 

Sesungguhnya bernama Masjid Tanwirun Naja. Namun lantaran bentuknya kayak tanjak --- penutup kepala khas melayu --- orang Batam pun menyebutnya Masjid Tanjak. 

Masjid dengan luas bangunan 4.983 meter persegi ini berada di atas lahan seluas 15.100 meter persegi, dibangun sejak tahun lalu; dua lantai. 

Lantai bawah seluas 1.963 meter persegi serta lantai mezzanine seluas 460 meter persegi. 

Tinggi bangunan masjid mencapai 39,5 meter, menara 45 meter. Struktur pondasi tiang pancang beton, dan tipe struktur bangunan kombinasi struktur beton bertulang dan baja, material arsitektur tanjak Aluminium Composite Panel (ACP). 

Masjid ini mampu menampung 1.250 jemaah. Sekitar 1.000 jemaah lantai dasar, sisanya di lantai mezzanine (khusus perempuan).

Pas meresmikan masjid itu, ditemani Muhammad Rudi, Airlangga menanam pohon Khaya Senegalensis, di taman kecil di samping Masjid. Pohon penghias kebun ini kelak akan bisa tumbuh setinggi 60 meter dan mampu menaungi tanaman lainnya. 



 

6848