Seattle, Gatra.com – Amazon berencana untuk meluncurkan sebuah fitur yang dapat mengubah suara orang tercinta yang telah meninggal menjadi asisten digital. Alexa akan meniru suara siapa pun yang didengarnya dari audio kurang dari satu menit.
"Selama pandemi Covid-19, begitu banyak dari kita kehilangan seseorang yang kita cintai," ujar Wakil Presiden dan Kepala Ilmuwan di Alexa, Rohit Prasad, dilansir The Guardian. Diduga, fakta itulah yang membuat Amazon mengembangkan fitur pengubah suara tersebut.
Meskipun masih belum jelas kapan fitur tersebut akan diluncurkan, teknologi yang mendasarinya telah ada selama beberapa tahun. Perusahaan memberikan demonstrasi di mana suara yang dihidupkan kembali dari seorang nenek digunakan untuk membacakan cerita pengantar tidur untuk cucunya.
Walau demikian, raksasa teknologi lainnya telah mewanti-wanti terkait teknologi yang memudahkan produksi atau meniru suara orang lain. Beberapa jam sebelum Amazon mengumumkan rencananya, Microsoft menerbitkan aturan baru terkait etika kecerdasan buatan (AI) yang akan membatasi secara ketat siapa yang dapat membuat suara sintetis dan bagaimana penggunaannya.
“Sangat mudah untuk membayangkan bagaimana [teknologi] itu bisa digunakan untuk menyamar sebagai pembicara yang tidak tepat dan menipu pendengarnya,” kata Kepala Penanggung Jawab AI Microsoft, Natasha Crampton.
Microsoft akan mewajibkan karyanya untuk mengajukan izin bagi siapapun yang ingin membuat fitur peniru suara.
Konsep penggunaan AI yang digunakan seolah-olah menghidupkan kembali orang meninggal bukanlah hal baru. Pada 2020, Joshua Barbeau melatih chatbot GPT-3 seakan-akan sedang melakukan percakapan dengan mendiang tunangannya Jessica, yang telah meninggal delapan tahun sebelumnya. Pada 2018, Eugenia Kuyda membuat chatbot dari pesan teks lama rekannya Roman Mazurenko untuk curhat dan meluapkan emosi negatif.