Banyumas, Gatra.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) belajar tata kelola sampah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (23/6).
Rombongan Pemprov Sulbar dipimpin Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Khaerudin Anas. Ikut serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulbar, Asisten dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup di lingkungan Pemkab di jajaran Pemprov Sulbar.
Khaerudin mengatakan, tujuan kunjungan Pemerintah Provinsi Sulbar, ingin mempelajari strategis penanganan persampahan di Kabupaten Banyumas. Keberhasilan pengelolaan sampah serta inovasi tentang pengelolaan sampah yang dilakukan Pemkab Banyumas cukup efektif.
“Kami ingin melihat cara-cara mengeksekusi permasalahan, cara Banyumas menghadapi permasalahan sehiongga muncul inovasi. Kami sudah melihat dua hal yang penting yaitu Conveyor Pemilah Sampah dan hybrid,” katanya.
Khaerudin menyebut telah menyiapkan dana untuk desa dan kelurahan masing masing Rp200 juta. Nantinya dana tersebut akan digunakan untuk membuat lokasi di ini satu kecamatan.
Khaerudin mengaku mendapat penjelasan langsung Bupati Banyumas dan ditunjukan langsung tempat ke lokasi TPST. Sedangkan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sulbar mengaku akan mengaplikasikan inovasi tersebut di daerahnya.
“Kesannya sangat luar biasa meski terlihat sederhana. Hasilnya juga luar biasa, semoga bisa diaplikasikan di Sulbar,” katanya.
Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan Banyumas selama ini mengalami berbagai masalah dalam penanganan sampah. Dia mengaku sempat kesulitan mencari solusi penanganan sampah.
“Kabupaten Banyumas pernah “Darurat Sampah” dengan ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah oleh masyarakat. Bahkan Alun-alun pernah dijadikan tempat membuang sampah,” kata Husein.
Dikatakan, Kabupaten Banyumas semula membangun pusat daur uang sampah, namun hasilnya kurang maksimal. Kemudian membangun tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST). Selanjutnya dibuatlah mesin pemilah sampah yang bisa memisahkan antara sampah organik dengan sampah plastik.
“Dari pembangunan tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST), kemudian pembelian mesin pirolisis pemusnah sampah, kerja sama dengan pengelola refuse derived-fuel (RDF), hingga tempat pembuangan akhir berbasis lingkungan dan edukasi (TPA BLE) yang ada di Desa Wlahar Wetan Kecamatan Kalibagor,” ucap bupati.
Dalam kunjungan itu, Bupati mengajak langsung tamunya menuju salah satu TPST yaitu TPST Kedungrandu yang dikelola Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Randu Makmur kemudian TPST Sokaraja yang dikelola BUMDes. Selain itu mengunjungi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA BLE) di Walhar Wetan Kecamatan Kaibagor.