Lviv/Brussels, Gatra.com – Data medis dan laporan dari pasien yang dievakuasi dengan kereta rujukan medis Médecins Sans Frontières (MSF) atau Doctors Without Border (Dokter Lintas Batas) menunjukkan bahwa perang di Ukraina banyak berdampak pada warga sipil. Lebih dari 40 persen korban luka perang di kereta adalah orang tua dan anak-anak dengan luka ledakan, amputasi traumatis, pecahan peluru, dan luka tembak.
“Ini menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap perlindungan sipil yang merupakan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional,” bunyi pernyataan MSF yang diterima Gatra.com, Rabu (22/6).
Antara 31 Maret hingga 6 Juni, MSF telah mengevakuasi 653 pasien dengan kereta api dari daerah yang terkena dampak perang di timur ke rumah sakit di bagian negara yang lebih aman. Dalam perjalanan 20 hingga 30 jam tersebut, perawat dan dokter memantau pasien dan memberikan perawatan agar mereka tetap stabil.
Baca Juga: Separatis Pro Rusia Klaim Merebut Kota Lyman di Ukraina Timur
“Luka pasien kami dan cerita yang mereka sampaikan tidak diragukan lagi menunjukkan tingkat penderitaan yang mengejutkan akibat kekerasan tanpa pandang bulu yang ditimbulkan oleh perang ini terhadap warga sipil,” ujar Koordinator Darurat MSF, Christopher Stokes.
Mengacu pada catatan pasien, beberapa temuan yang konsisten muncul ialah fakta bahwa warga sipil tertembak saat mengungsi atau diserang saat mencoba meninggalkan zona perang. Sejumlah pengeboman dan penembakan membabi buta telah membunuh dan melukai orang-orang yang tinggal dan berlindung di daerah pemukiman. Para lanjut usia telah dianiaya, diserang secara langsung, dan status rentan mereka benar-benar diabaikan oleh pasukan penyerang.
“Seperti dalam semua konflik, MSF menyerukan semua kelompok bersenjata untuk menghormati hukum humaniter internasional dan mematuhi kewajiban mereka untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil. Beri kesempatan bagi sipil untuk melarikan diri ke tempat yang aman dan memungkinkan evakuasi yang aman dan tepat waktu dari orang sakit dan terluka,” beber Presiden MSF, Dr Bertrand Draguez.
Baca Juga: Layani Korban Suriah, MSF Buka Klinik di Perbatasan Irak
Dari lebih dari 600 pasien yang diangkut dan dirawat di kereta medis MSF selama dua bulan terakhir, 355 terluka akibat langsung dari perang. Sebagian besar pasien ini menderita luka ledakan. Sebanyak 11 persen pasien trauma terkait perang berusia di bawah 18 tahun, dan 30 persen lebih tua dari 60 tahun.
Cedera akibat ledakan menyebabkan 73 persen kasus trauma terkait perang, dengan 20 persen disebabkan oleh pecahan peluru atau tembakan dan sisanya oleh insiden kekerasan lainnya. Lebih dari 10 persen pasien trauma perang telah kehilangan satu atau lebih anggota badan, yang termuda baru berusia enam tahun.
“Kami menyerukan akses kemanusiaan untuk dapat memberikan bantuan kepada orang-orang di mana pun mereka berada. Di Ukraina kami melihat, setidaknya, serangan membabi buta terhadap warga sipil sehingga seruan kami sangat mendesak,” tegas Draguez.