Paris, Gatra.com - Prancis menghadapi gelombang baru infeksi COVID-19 yang dipicu oleh varian baru penyakit itu.
Kepala vaksinasi Prancis Alain Fischer pada Rabu, mengatakan bahwa kasus baru harian kembali mencapai puncak hampir sepanjang dua bulan lebih dari 95.000 kasus.
Berbicara di televisi France 2, dia mengatakan perlunya kembali menerapkan penggunakan wajib masker wajah di transportasi umum.
“Pertanyaannya adalah: 'seberapa intensitas gelombang ini?'” kata Fischer dikutip Reuters, Rabu (22/6).
Sebelumnya negara-negara Eropa lainnya, terutama Portugal, juga mengalami peningkatan, karena dua subvarian omicron baru BA.4 dan BA.5. Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), kemungkinan akan menjadi dominan di wilayah tersebut.
ECDC menilai varian ini tidak membawa risiko penyakit parah yang lebih tinggi dibandingkan bentuk lain dari omicron, namun karena potensinya lebih menular dari varian sebelumnya, maka itu dapat menyebabkan peningkatan jumlah rawat inap dan kematian.
Biasanya ada penundaan dua minggu antara kasus dan tren rawat inap dan kemudian penundaan serupa terkait kematian COVID-19.
Infeksi baru kali ini terus meningkat sejak akhir Mei di Prancis, dengan rata-rata pergerakan tujuh hari dari kasus baru harian, atau hampir tiga kali lipat pada 27 Mei sebanyak 17.705 dan Selasa 50.402.
Meski jumlah itu masih tujuh kali lebih rendah dari rekor angka 366.179 yang tercatat pada awal tahun ini.
Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena penyakit itu turun ke level terendah enam bulan di 13.876 pada hari Sabtu namun meningkat 458 selama tiga hari terakhir, di angka 14.334, tertinggi hampir tiga minggu.
Korban meninggal akibat COVID-19 Prancis naik 56 selama 24 jam pada hari Selasa, sehingga mencapai 149.162 orang.