Home Politik Guru Besar Undip Sebut Ridwan Kamil Bisa Jadi Kuda Hitam atau Calon Alternatif Capres

Guru Besar Undip Sebut Ridwan Kamil Bisa Jadi Kuda Hitam atau Calon Alternatif Capres

Purworejo, Gatra.com - Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo atau dikenal dengan singkatan GP, terus menanjak. Dalam beberapa survei, nama politisi berambut putih itu memuncaki hasil poling.

Menurut pengamat politik yang juga Guru Besar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Dra. Ari Pradhanawati, M.S, memiliki feeling bukan hanya GP yang akan maju di Pemilu Presiden 2024 mendatang. 

Saat dihubungi melalui pesan Whats App, ia menyebut akan ada kuda hitam yaitu, seperti Ridwan Kamil atau biasa disingkat RK.

"Menurut saya, peristiwa Erill justru memunculkan RK menjadi calon alternatif. RK itu pintar, cerdas, santun, harmonis dengan keluarga, kebapakan dan visioner," kata Prof. Ari.

Apalagi, tambah perempuan yang pernah menjabat sebagai Komisioner KPU Jawa Tengah ini, RK didukung media sosial (medsos) dan infotainment yang terus menerus menyiarkan peristiwa yang menimpa putra sulungnya.

"Dukungan dari medsos dan infotainment, secara tidak sengaja memunculkan calon alternatif. Kelemahannya hanya RK bukan orang Jawa, tapi tidak apa-apa sekali-kali muncul RI 1 dari Suku Sunda," kata Prof. Ari.

Pasca pemberitaan mengenai kejadian yang menimpa almarhum Erill, disebut Prof. Ari membuat elektabilitas Gubernur Jawa Barat tersebut naik drastis.

"Imagenya Pak RK juga bagus. Orang se-Indonesia jadi tahu Ridwan Kamil. Lihat saja habis ini RK naik pamornya. Meski ada yang sekuat tenaga membuat personal branding, kalau Tuhan berkehendak ya.. bisa tidak jadi," katanya.

Prof. Ari mengatakan, suami dari Bu Cinta itu bahkan tak perlu keliling Indonesia. "Dengan peristiwa Erill, orang se-Indonesia jadi tahu sosok RK. Semua sudah diatur Tuhan. Kebetulan juga dua tahun saat hari Anak Indonesia Beliau mengangkat anak yatim piatu, Arka yang ganteng dan lucu," sebutnya.

Menurut Prof. Ari, almarhum Erill adalah anak 'istimewa'. Almarhum tidak terlalu aktif medsos, tak suka flexing, sederhana dan tidak banyak yang tahu ia anak Gubernur. Tetapi saat meninggal, Erill bagaikan anak raja.

"Parpol-parpol harus peka terhadap perubahan-perubahan yang sedang terjadi. Harus ikuti feel-nya rakyat," katanya.
 

1145