Kebumen, Gatra.com- Pertemuan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di Kartanegara, Jakarta beberapa hari lalu mensapat respon positif. Salah satunya adalah dari Ketua Dewan Pembina Padepokan Kosgoro, Ridwan Hisjam yang merespon baik pertemuan dua tokoh nasional tersebut.
"Pertemuan kemarin itu antara Cak Imin dengan Prabowo saya kira sangat baik dalam rangka mencairkan ketegangan politik di masyarakat terutama di kalangan warga Nahdliyin dengan kelompok masyarakat lain," ujar Ridwan saat dihubungi, Rabu (22/6).
Apa yang dilakukan Cak Imin, kata Ridwan, menunjukan dirinya sangat jeli untuk bermanuver mencari tempat agar mendapat peluang di 2024. Namun, lanjut Ridwan, tetap saja Prabowo akan menjadi calon potensial untuk diusung menjadi Capres jika berkoalisi dengan PKB.
"Cak Imin sangat jeli, apalagi PKB belum pernah berkoalisi dengan Partai Gerindra, saat ini ada upaya untuk mendekat. Namun saya lihat dalam konteks Pemilu 2004, Prabowo masih menjadi calon potensial untuk diusung sebagai Capres, bukan Cak Imin," ujar Ridwan.
Meskipun Prabowo tercatat gagal dua kali dalam pencalonannya sebagai Capres, akan tetapi elektabilitasnya masih sangat tinggi. Sehingga, ia tetap layak untuk dicalonkan sebagai Capres pada Pemilu 2024 mendatang.
"Khofifah dulu dua kali nyalon Gubernur Jatim juga gagal, baru ketiga kalinya bisa berhasil. Prabowo juga begitu, nanti untuk ketiga kalinya dia bisa jadi Presiden," ucap Ridwan.
Sebagai politisi senior Partai Golkar, Ridwan menyatakan, sudah seharusnya Golkar melakukan langkah yang sama, yakni membangun komunikasi dengan Prabowo. Karena bagaimana pun, kata dia, Prabowo adalah Golkar.
"Harusnya Golkar juga mulai membuka komunikasi dengan Prabowo, karena bagaimana pun Prabowo itu sejarahnya Golkar, itu tidak bisa dilupakan. Prabowo ya Golkar," tuturnya.
Golkar memang sudah membangun Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yakni dengan PPP dan PAN. Namun kata Ridwan, koalisi itu sangat rawan. PPP dan PAN bisa saja hengkang jika yang dicalonkan sebagai Capres adalah Ketua Umum Golkar,p Airlangga Hartarto, mengingat elektabilitasnya masih sangat rendah.
"KIB masih sangat rawan, PAN dan PPP bisa hengkang kalau capresnya Airlangga, karena elektabilitasnya masih rendah. Jadi KIB tidak harus mengusung Airlangga, bisa calon lain," tegas Ridwan.
Hal ini kata Ridwan, juga sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical bahwa KIB tidak harus mengusung Airlangga sebagai Capres. Keputusan siapa capres yang diusung KIB perlu diputuskan bersama.
"Bang Ical sendiri sudah menyampaikan, KIB tak harus mengusung Airlangga, bisa dari calon lain. Saya rasa sependapat. Golkar harus bisa mengambil momentum untuk bisa mengusung Capres yang tepat, yang juga bisa meningkatkan suara partai. Pastinya Golkar harus ikut menjadi partai pemenang dalam koalisi Pilpres 2024 mendatang," pungkasnya.