Connecticut, Gatra.com - Kasus pembakaran seorang anak di negara bagian Connecticut, Amerika Serikat mulai menemui titik terang. Pasalnya, kejadian tersebut, sama-sama merugikan kedua belah pihak yang sedang berseteru.
Kejadian ini terjadi pada April lalu, penduduk Bridgeport, Connecticut, marah mengetahui bahwa Stefano Giacobbe, seorang bocah lelaki berusia 8 tahun, diduga membakar temannya yaitu Dominick Krankall, salah satu tetangganya yang berumur 6 tahun, dua tahun lebih muda dari Stefano.
Peristiwa naas itu terjadi saat kedua bocah itu sedang bermain bola di halaman belakang sebuah rumah, yang mana secara kebetulan keduanya juga mendapati sebuah wadah berisi bensin. Parahnya luka yang dialami oleh Dominick, membuat polisi turun tangan melakukan investigasi.
Seperti dilansir dari Marca, dalam pemeriksaan barang bukti, Maria Rua - ibu dari Dominick anak yang terbakar - menyalahkan Stefano karena membakar putranya. Sejak saat itu, tekanan sosial jatuh pada Stefano Giacobbe. Yang lantas menurut kerabatnya, setelah dituding sebagai pelakunya, ia mulai menjalani cobaan berat yang bahkan membuatnya mengasingkan diri di rumahnya sendiri.
Peristiwa tersebut pun belum berakhir, keluarga Dominick setelah kejadian itu, membuka yayasan GoFundMe, yang sejauh ini telah mengumpulkan $600.000. Meski begitu, dana tersebut bisa akan sia-sia jika menilik bahwa ibu dari Stefano Giacobbe, yakni Laura Giacobbe menunjukan di persidangan jika tidak seorang pun yang membakar Dominick.
Malahan di video itu, ada tiga anak lain yang juga ikut bermain, lalu melumuri bola yang mereka mainkan dengan bensin yang mereka temukan. Lalu ketika Dominick akan memainkannya, bola tersebut mengenai pakaiannya dan Dominick dalam sekejap ikut tersulut api.
Kemudian, melihat fakta tersebut, Laura meminta agar penuduh anaknya bisa diadili. Dan ia juga meminta agar tanggung jawab dalam merawat Dominick bisa dicabut.
“Saya ingin dia ditangkap karena saya pikir itu tidak adil. Itu pencemaran nama baik. Dia telah memfitnah keluarga saya. Dia membuat anak saya jatuh ke dalam kesusahan. Dia memasukkan saya ke kondisi terguncang. Saya ingin dia ditangkap karena pernyataan palsu," katanya.
"Saya melihat Maria (ibunya Dominick) di dekat wastafel menyeka wajah anak laki-laki itu dengan lap cuci dan saya melihat kulit wajahnya terkelupas karena dia sedang menyekanya. Saya berteriak padanya bahwa dia harus masuk ke bak mandi karena kakinya terbakar dan dia tidak menyadarinya. Pada saat yang sama (Maria) membuat panggilan telepon ke departemen kepolisian, menyatakan bahwa 'anak laki-laki berusia delapan tahun di rubanah mengambil bensin, menuangkannya ke anak saya dan membakarnya.' Omongannya tepat seperti apa yang saya katakan," bebernya.