Moscow, Gatra.com - Rusia telah memanggil duta besar Uni Eropa Markus Ederer sebagai tanggapan atas sikap Lithuania. Negara Baltik yang yang menjadi anggota NATO itu melarang barang-barang tertentu dari Russia menuju Kalininggrad melintasi wilayahnya.
Rusia benar-benar marah atas tindakan Lithuania itu. Moscow menyebutnya sebagai 'tindakan permusuhan'. Kremlin juga menyebut tindakan itu "belum pernah terjadi sebelumnya" dan "ilegal".
Kementerian luar negeri Rusia telah mengancam "untuk mengambil tindakan untuk melindungi kepentingan nasionalnya".
Kaliningrad, sebelumnya pelabuhan Koenigsberg, ibu kota Prusia Timur, direbut dari Nazi Jerman oleh Tentara Merah pada April 1945 dan diserahkan ke Uni Soviet setelah Perang Dunia Kedua. Lokasinya terjepit di antara anggota-angota NATO yaitu Polandia dan Lithuania.
Kaliningrad tidak memiliki perbatasan darat dengan Rusia memiliki kepentingan strategis bagi Rusia. Kaliningrad adalah lokasi utama. Armada Baltik Rusia bermarkas di sana. Dan Moskow sebelumnya telah mengerahkan rudal balistik Iskander berkemampuan nuklir ke wilayah Kaliningrad.
Menteri Luar Negeri Lituania Gabrielius Landsbergis mengatakan: "Lituania tidak melakukan apa-apa: ini adalah sanksi Eropa yang mulai berlaku sejak 17 Juni... Itu dilakukan dengan konsultasi dari Komisi Eropa dan di bawah pedoman Komisi Eropa," seperti dikutip BBC, Selasa (21/6).
Daftar sanksi Uni Eropa termasuk batu bara, logam, bahan konstruksi dan teknologi canggih - dan Gubernur Wilayah Kaliningrad Rusia, Anton Alikhanov mengatakan larangan itu akan mencakup sekitar 50% dari barang-barang yang diimpor Kaliningrad.
Kementerian luar negeri Rusia telah mengancam "untuk mengambil tindakan untuk melindungi kepentingan nasionalnya". "Jika transit kargo antara wilayah Kaliningrad dan seluruh Federasi Rusia melalui Lithuania tidak sepenuhnya pulih dalam waktu dekat, maka Rusia berhak mengambil tindakan untuk melindungi kepentingan nasionalnya," katanya, tanpa merinci tindakan apa yang mungkin dilakukan.