Jakarta, Gatra.com - Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) jalin kolaborasi dengan BINUS University dalam membangun ruang untuk anak-anak berkebutuhan khusus, terutama down syndrome. Perwujudan ruang interaktif tersebut dimaksudkan sebagai penyalur aktivitas perangsang dalam aspek kognitif anak berkebutuhan khusus.
Ruang interaktif tersebut didasari oleh penelitian para dosen di kedua kampus. Dalam penelitian itu, ditemui hasil bahwa adanya ruang bermain dapat membantu meningkatkan gerakan motorik, kemampuan konsentrasi, kemampuan mengingat, dan kemampuan verbal dari anak-anak berkebutuhan khusus, terutama untuk anak down syndrome.
Kepala Research Interest Group (RIG), Photonic and Computer Systems Binus University serta inisiator Riset, Rinda Hedwig, mengungkapkan, sebelum diluncurkan telah diadakan observasi untuk melihat sejauh mana efektivitas alat ini dapat mendukung kebutuhan interaksi anak.
“Kami mencoba melakukan uji coba dengan beberapa anak dengan kondisi normal, down syndrome, maupun autisme untuk dapat menyempurnakan ruang dan menjadikannya sarana bermain yang sesuai bagi anak berkebutuhan khusus, termasuk anak dengan kondisi normal," ujar Rinda dalam keterangannya, Selasa (21/6).
Rinda juga menyebut, dengan ruang interaktif, peluang anak dengan down syndrome untuk dapat menghabiskan waktu bermain dan melatih kemampuannya akan lebih aman karena mudah diawasi oleh orangtua atau perawat mereka.
Hal tersebut pun diamini oleh dosen dan peneliti Ukrida Science Center, Ivan Tanra. Ia menuturkan bahwa salah satu sasaran sasaran program ruang interaktif selain pada anak berkebutuhan khusus, juga ada pada orang tua yang memiliki anak dengan down syndrome.
"Agar orang tua juga dapat melatih dan mengajar anak mereka secara aman di ruang yang memang diciptakan khusus untuk itu," jelasnya.
Sementara itu, Rektor Ukrida, Wani Devita Gunardi, mengapresiasi program inovasi yang ditemukan oleh dua orang dosen BINUS dan Ukrida tersebut. Dari pengamatannya, anak-anak berkebutuhan khusus terlihat sangat senang bermain di dalam ruang simulasi tersebut.
"Produk inovasi hasil kerjasama dengan judul Affordable Technology for Empowering Society ini memotivasi kita sebagai akademisi untuk meningkatkan kontribusi bagi masyarakat. Saya berharap kolaborasi berlanjut menghasilkan inovasi yang menjadi Corporate Social Responsibility (CSR) melalui karya bersama," tuturnya.