Bamako, Gatra.com – Lebih dari 100 warga sipil tewas dalam serangan yang dilakukan oleh pemberontak bersenjata di Mali. Menurut pemerintah setempat dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Senin (20/6), anggota kelompok bersenjata Macina Katiba menyerang setidaknya tiga desa di komune pedesaan Bankass, di wilayah Mopti di Mali tengah, pada malam antara Sabtu dan Minggu.
Mereka menyatakan bahwa setidaknya terdapat 132 warga sipil yang tewas dan beberapa pelaku telah diidentifikasi. Dalam laporan tersebut, dlilansir dari laman Al Jazeera pada Selasa (21/6), warga dibunuh oleh pejuang Macina Katiba dari Amadou Kouffa, sebuah organisasi yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
Pembunuhan itu terjadi di Diallassagou dan dua desa terdekat, Diaweli dan Dessagou, di Mali tengah, yang telah lama menjadi wilayah tidak aman.
"Penyelidik berada di tempat hari ini untuk mencari tahu persis apa yang terjadi," kata Moulaye Guindo, walikota Bankass kepada kantor berita The Associated Press.
Mali dan wilayah Sahel tengah memang selama berbulan-bulan sedang menghadapi serangkaian pembantaian sipil yang diduga dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata.
Negara ini sejak 2012 diguncang masalah keamanan ketika kelompok-kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda dan ISIL (ISIS) menyerang warga sipil, yang menyebabkan negara itu berada dalam krisis.
Kekerasan yang dimulai dari utara telah menyebar ke tengah dan ke negara tetangga Burkina Faso dan Niger. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di Mali tengah.
Selama beberapa minggu pemberontak di Mali tengah telah memblokir jalan antara kota utara Gao dan Mopti di Mali tengah.
Misi penjaga perdamaian PBB di Mali mengeluarkan pernyataan di Twitter terkait serangan yang terjadi. Mereka mengatakan prihatin dengan serangan terhadap warga sipil di wilayah Bandiagara (wilayah Mali tengah) yang dilakukan oleh kelompok-kelompok ekstremis.
"Serangan-serangan ini dilaporkan telah menyebabkan korban dan perpindahan penduduk," bunyi pernyataan tersebut.