Jakarta, Gatra.com– Negara lagi sulit, angka kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amien terus menurun. Situasi global sangat berpengaruh terhadap kondisi Indonesia.
Hal itu berdasarkan hasil survei Litbang Kompas periode Juni 2022, seperti dikutip dari Kompas.Id, Senin (20/6). Tingkat kepuasan terhadap pemerintahan Jokowi-Amien merosot sebesar 6,8 persen jika dibandingkan dengan hasil survei pada Januari 2022 lalu.
Dalam survei tersebut terungkap pada periode Juni 2022 ini, kepuasan terhadap pemerintah ada di angka 67,1 persen, menurun dibanding periode Januari 2022 yaitu 73,9 persen.
Survei juga mencatat penurunan kepuasaan yang turun dalam adalah pada bidang eonomi dan penegakan hukum. Masing-masing mengalami penurunan 14,3 persen dan 8,4 persen. Sementara dua spek lainnya yaitu Politik dan Keamanan (Polkam) turun 4,5 persen serta kesejahteraan sosial turun 4,9 persen.
Di bidang ekonomi ketikdapuasan tertinggi terkait kinerja pemerintaoh mengendalikan harga barang dan jasa. Angkanya mencapai 64,5 persen.
Ketidakpuasaan tertinggi kedua adalah soal penyediaan lapangan kerja atau pengurangan pengangguran sebesar 54,2 persen.
Adapun di bidang penegakanhukum, ketidakpuasan ter-tinggi dalam hal pemberantas-an suap dan jual beli kasus hukum (44,7 persen) serta pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (43,2persen).
Ketidakpuasan publik ini selaras dengan menurunnya keyakinan publik kepada pemerintah. Pada Survei Litbang Kompas Januari 2022 keyakinan publik masih sebesar 70,5 persen. Namun, pada survei Juni , turun menjadi 63,5 persen,
Survei Litbang Kompas dilakukan terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak melalui wawancara tatap muka pada 26 Mei-4 Juni 2022. Responden dipilih menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia. Tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error pada kisaran 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Kepada Kompas.id, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menanggapi hasil survei tersebut. Dia mengatakan situasi global memiliki efek yang tidak mudah diatasi. Karena itu dia meminta masyarakat dapat memahami.
Moeldoko menyebut efek situasi global tersebut bukan hanya dialami Indonesia, namun juga oleh semua banyak negara lain.
Karena itu, kata Moeldoko, pemerintah masih fokus untuk mencari ke-seimbangan akibat perkembangan geopolitik global, diantaranya dengan mencari solusi atas problem pangan dan energi yang harganya terus melambung.
Deputi IV KepalaStaf Kepresidenan Juri Ardiantoro juga mengatakan sejumlajh negara lain mengalami resesi. Dia mengelak jika penurunan angka kepuasan publik dianggap sebagai kegagalan pemerintah.
"Situasi saat ini yang tecermin dari hasil survei itu justru harus dinilai sebagai langkah dan keberhasilan pemerintah mengendalikan situasi. Di mana berbagai kesulitan menghimpit dunia, Indonesia masih bisa survive,” tuturnya.