Paris, Gatra.com - Presiden Prancis Emmanuel Macron kehilangan kontrol mayoritas atas parlemen dalam pemilu kemarin, Minggu (19/06). Jelas ini merupakan sebuah kemunduran besar bagi Macron dan diperkirakan negara tersebut akan mengalami banyak masalah kecuali Macron mampu menegosiasikan kebijakan-kebijakannya dengan partai lain.

Koalisi Ensamble pimpinan Macron, hanya mendapatkan 245 kursi, padahal untuk menjadi mayoritas di parlemen harus mendapatkan 289 kursi. Koalisi kiri pimpinan Jean Luc Melenchon, Nupes, yang di dalamnya terdapat partai Komunis dan Partai Hijau, mampu mendapatkan 131 kursi, partai kiri lain 22 kursi.

Yang mengejtukan, adalah suara partai kanan National Rally pimpinan Marine Le Pen yang mendapatkan 89 kursi, melompat jauh dari yang sebelumnya hanya 8 kursi saja di parlemen.

Terfragmentasinya kursi di parlemen ini membuat pemerintahan Macron akan kesulitan menjalankan kebijakan-kebijakannya. “Untuk Macron, lima tahun ke depan akan penuh dengan negosiasi, lobi dan kompromi,” ujar Dominique Rousseau, seorang guru besar hukum konstitusi di Prancis.

“Hasil pemilu ini beresiko buat Prancis, melihat banyaknya tantangan yang harus dihadapi, kata Perdana Menteri Elisabeth Borne, sembari mengatakan bahwa mulai Senin ini, Koalisi Ensamble akan bekerja keras mencari tambahan aliansi di parlemen, demikian disarikan dari berbagai sumber.