Jakarta, Gatra.com – Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (PB FORKI) siap menghelat dua agenda besar, yakni Kejuaraan Nasional (Kejurnas) di Sumatera Barat (Sumbar) dan Kejuaraan Dunia Seria A di Istora, Senayan, Jakarta, pada November mendatang.
“Kita akan menyelenggarakan Kejurnas di Sumbar, kita akan menjalankan sertifikasi-sertifikasi diklat, dan juga nanti kita sebagai tuan rumah kejuaraan dunia di Jakarta,” kata Raja Sapta Ervian, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB FORKI ditemui usai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Jakarta, Sabtu (18/6).
Untuk Kejurnas, lanjut Ervian, rencananya akan dihelat pada pada Oktober mendatang. Ajang ini mempertandingkan beberapa kelas. “Insyaallah dari senior, under 21, cadet junior,” ungkapnya.
Sedangkan untuk Kejuaraan Dunia Seria A, saat ini pendaftarannya belum dibuka karena buletinnya belum disebar. Nanti, saat buletin disebar, pendaftaran dibuka. “Ini kejuaraan dunia, semua belahan dunia, semua anggota WKF itu artinya akan memiliki kesempatan untuk mendaftar, tinggal kita lihat yang pendaftar itu dari berapa negara,” katanya.
Wakil Ketua Panitia Kejuaraan Dunia Seri A PB FORKI, Harmen Saputra, menambahkan, untuk perserta ada pembatasan peringkat dunia, yakni peringkat atau ranking 30. Untuk pendaftaran, kuotanya didahulukan untuk atlet dari berbagai negara di dunia.
“Setelah itu, baru dari PB FORKI. Baru setelah itu kami terima dari Pengprov, atlet Pelatnas dahulu yang di bawah ranking 30. Setelah itu, kalau kurang lagi, kita dari PB-PB perguruan,” katanya.
Harmen menjelaskan, Kejuaraan Dunia Seria A ini merupakan ajang bagi atlet karate Indonesia untuk mendapatkan poin WKF. “Atlet-atlet Indonesia yang belum mendapatkan World Karete Federation (WKF), maka di sinilah ajangnya untuk mendapatkan poin, karena kalau sudah mendaftar saja mereka sudah mendapatkan poin dari WKF,” ucapnya.
Disinggung soal persiapan para atlet Indonesia yang akan mengikuti atau berlaga di Kejuaraan Dunia Seria A mendatang, Harmen mengatakan, mereka sudah sangat siap.
“Kalau persiapan atlet Indonesia tentu sangat siap. Ini sudah terbukti ya kalau anak-anak Pelatnas kemarin kita sudah bertarung di SEA Games, kita bisa melewati target [tiga medali emas] yang ditetapkan Kemenpora,” katanya.
Sedangkan soal peta kekuatan para atlet dunia, ia menyampaikan, tiap negara mempunyai materi atlet yang mumpuni, terlebih lagi ini merupakan kejuaraan duni sehingga akan menerjunkan atlet-atlet terbaiknya.
“Semua negara tentu kuat, semua negara tentu punya materi atlet, apalagi ini dunia, kita bicara dunia, Jepang, Spanyol, Amerika, mereka menurunkan materi-materi masing-masing sudah pasti kuat,” ujarnya.
Manajer Timnas Karate Indonesia, Yusran Arief, menyampaikan, target Indonesia sebagai tuan rumah kejuaraan ini adalah meraih medali emas karena sebelumnya belum pernah mendapatkannya.
“Saya berharap, dengan kemampuan kita yang ada, yang selama ini kita tidak pernah dapat emas di WKF, tuan rumah insyaallah kita dapat, minimal satu lah,” ujarnya.
Untuk merealisasikan terget tersebut, lanjut dia, para atlet yang akan berlaga, di antaranya lima atlet sedang menjalani TC. “Tidak full tim karena lagi minta review dari Kemenpora. Pada dasarnya kita siap dan pada dasarnya kita sudah persiapkan semua, apalagi kita tuan rumah,” ujarnya.
Belum bergabungnya semua atlet lantaran masih menunggu hasil review dari Kemenpora. Pihaknya berharap 19 atlet bisa masuk skuad karena mereka sudah membuktikannya di beberapa ajang internasional.
“Waktu di SEA Games kan jelas, ditargetkan 3, kita dapat 4, malah melampaui target yang mana atlet-atlet kita, kalau misalnya saya ditanya dari keseluruhan target medali emas itu siapa, misalkan kita 3 emas, saya jawab, karena karate ini olahraga terstruktur ya kan, semua target emas, semua anak-anak pada main bagus,” katanya.
Ia mencontohkan bahwa karate merupakan olahraga terstruktur, yakni ketika Kejuaraan Asia Tenggara dan SEA Games hasilnya berbeda-beda. “Yang dapat emas di Asia Tenggara, di SEA Games enggak dapat, beda lagi. Jadi di karate ini agak unik, uniknya itu tak terukur,” katanya.
“Jadi kalau target medali, ya anak-anak saya itu semua target medali emas. Jadi saya juga bermohon ke Kemenpora untuk review ke depan supaya dikembalikan lagi ke 19 orang lagi,” ujarnya.
Semua atlet yang berlaga di SEA Games kemarin diharapkan dapat turun dalam Kejuaraan Dunia Seri A mendatang. FORKI tidak mau tim tersebut diubah karena harus berklanjutan.
“Jadi tidak mau diubah-ubah dan prestasi alhamdulillah kemarin kita dari 19 orang, 15 kelas kita 12 finalis dan semua pulang tidak ada yang tangan kosong,” ujarnya.
Ervian menambakan, Kejurnas dan Kejuaraan Dunia Seria A tersebut masuk dalam pembahasan Rakernas ini. Selain itu, juga dibahas beberapa hal penting mengenai implementasi program dalam setahun ke depan.
“Rakernas ini membahas kinerja tiga tahun terakhir. Kemudian juga memaparkan renacana kerja satu tahun ini sampai dengan Desember. Kita akan melanjutkan pelatnas. Agenda intinya itu,” ujarnya.
Dalam Rakernas ini, Ketua Umum (Ketum) FORKI, Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto, melantik pengurus 17 Pengprov FORKI, yakni Bali, Bangka Belitung, Banten, Gorontalo, Jawa Tengah, Klimantan Barat, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tenggara.
Dari deretan nama pengurus di antaranya terdapat Brigjen TNI Jannie Aldrin Siahaan selaku Ketum Pengprov FORKI Sulawesi Tenggara, Brigjen TNI Syaiful Rahman Ketum FORKI Nusa Tenggara Timur, Karolin Margaret Natasa Ketum FORKI Kalimantan Barat, dan Paul Nelwan Ketum FORKI Sulawesi Utara.