Jakarta, Gatra.com - Impor alat kesehatan (Alkes) masih jadi pekerjaan rumah bagi Indonesia. Hal ini pun diakui oleh Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor, Kemendag, Marolop Nainggolan, yang menyebut angka impor bahan mentah (Raw Material) Alkes masih berada di sekitar 90%.
Pesoalan tingginya angka Impor ini pula yang beberapa minggu lalu sempat disinggung Presiden Joko Widodo. Kekesalan Presiden tersebut pun, diakui Marolop, bisa dipahami mengingat sejatinya Indonesia potensi pasar yang cukup besar, bahkan untuk bisa ekspor.
"Kalau potensi pasar, kita cukup besar. Kalau bicara produksi masih di alat-alat kesehatan yang sederhana misal tempat tidur, buang sampah, karet tangan, dan lainnya itu kita bisa," ujar Marolop saat ditemui dalam konferensi regional ACHEMA 2022 di Jakarta, Kamis (16/6).
Hal ini yang menurut Marolop pun jadi inti teguran Presiden. Karena industri Indonesia mampu untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Sehingga, ia berpandangan masalah yang terjadi belakangan hanya di perkara komunikasi yang tak terjalin dengan baik.
"Pemilik program atau kebijakan mungkin gatau, bahwa ada beberapa alat yang diproduksi Indonesia. Karena 90 Persen an kita masih impor, dipikir mereka kira Indonesia tidak bisa buat," jelasnya.
Oleh karenanya, Marolop pun berharap nantinya akan ada kenaikan permintaan terhadap barang-barang produksi dalam negeri. Bahkan, demi memperkuat keyakinan berbagai pihak, Kemendag akan terus mensosialisasikan beberapa produk yang dibuat oleh pelaku usaha lokal.
"Makanya saya mau undang mereka [Para pembuat kebijakan] ke lantai 2 Kemendag. Disana banyak produk indonesia yang bagus dan bisa diekspor. Supaya jangan lagi ada kasus sepeti protes Pak Presiden, kok barang sederhana saja musti impor," imbuhnya.