Pekanbaru, Gatra.com - Bunyamin tak bisa menyembunyikan rasa harusnya saat berbicara di ujung telepon tadi pagi. Soalnya saat Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah yang dia pimpin sedang membangun dua kelas baru, PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) V justru datang mengantar bantuan duit RP90 juta.
"Alhamdulillah. Bantuan ini sangat berarti bagi kami dan para santri," suara lelaki ini bergetar.
Tak berlebihan bila Bunyamin mengatakan duit sebanyak itu sangat berarti. Sebab pondok yang sudah ada di kawasan Bukit Timah Kota Dumai Provinsi Riau sejak tahun 1989 ini jauh dari kesan komersil. Ini kelihatan dari model bangunannya yang terkesan sederhana.
Banyak santri yang modal nekat datang ke pesantren itu untuk menimba ilmu. Tak hanya dari pelosok Riau, tapi juga dari provinsi tetangga yang kemudian menimba ilmu gratis di pondok yang menyelenggarakan pendidikan menengah dan atas itu.
"Ada sekitar 300 santri yang mondok di sini. Tidak semua anak orang mampu. Kami maklum, makanya yayasan tidak memungut bayaran sama sekali," katanya.
Bagi PTPN V, membantu dunia pendidikan di Riau, khususnya pondok pesantren, bukan lagi cerita baru. Hampir semua wilayah di Riau sudah disentuh oleh anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero ini.
Bantuan yang belakang dirogoh dari kocek program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) itu tak hanya diserahkan dalam bentuk uang, tapi juga barang. Katakanlah Bus Operasional di salah satu pondok pesantren di Kampar.
Chief Executive Officer (CEO) PTPN V, Jatmiko Santosa mengatakan kalau bantuan-bantuan semacam itu selaras dengan arahan Menteri BUMN, Erick Thohir untuk meningkatkan kualitas pendidikan pesantren demi mewujudkan kemajuan peradaban dan perekonomian Indonesia.
Belum lama ini, pemerintah mencanangkan program kolaborasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN. Erick kemudian merespon program kolaborasi itu dengan mendorong perusahaan BUMN membantu meningkatkan kualitas pendidikan pesantren.
"Pesan Pak Menteri jelas, bahwa Pondok pesantren sangat penting bagi perekonomian nasional, maka BUMN terus mendorong agar pendidikan di pondok pesantren kian berkembang. Ini tidak hanya akan berdampak pada bangkitnya ekonomi umat tapi juga ekonomi kerakyatan," katanya.
Kepada para santri di pondok pesantren Hidayatullah tadi, lelaki 51 tahun ini berpesan,"Teruslah semangat belajar dan jangan pernah lelah mengejar mimpi kalian,"
Abdul Aziz