Pekalongan, Gatra.com - Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI) Kementerian Perdagangan bekerjasama dengan Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah menggelar pelatihan ekspor untuk pelaku usaha. Setelah diberikan pelatihan, mereka diharapkan bisa memperluas pasar usaha.
Pelatihan tersebut digelar selama tiga hari mulai Senin (13/6) di Hotel Horison Pekalongan. Terdapat 30 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang mengikuti pelatihan.
Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin megatakan, pelatihan digelar untuk membekali para calon eksportir pemula agar bisa memperluas usahanya ke pasar dunia.
"Dari ribuan pengusaha di Kota Pekalongan, baru 21 orang yang berani menjadi eksportir. Jadi harapaya bisa bertambah. Terlebih, mereka yang diundang pelatihan ini mayoritas masih generasi milenial yang diharapkan melek teknologi dan administrasi sehingga akan lebih mudah mencapai pasar global," ujarnya saat membuka pelatihan.
Menurut Salahudin, dalam pelatihan, para peserta bisa belajar langsung dari praktisi eksportir. Sehingga kesempatan itu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Peserta bisa mendapat ilmu tentang memulai bisnis ekspor, kualitas usaha yang sesuai permintaan pasar global, waktu dan cara pengiriman ekspor.
“Ilmu-ilmu ini memag harus dipelajari, di antaranya budaya asal dan tujuan negara seperti apa permintaan produknya, kualitas usahanya yang harus disesuaikan dengan permintaan pangsa maupun konsumen, termasuk waktu dan tata cara pengiriman produk dalam ekspor itu juga harus dipahami mereka,” ujarnya.
Praktisi Eksportir dari BBPPEI Kementerian Perdagangan, Regina Kindangen mengatakan, pelatihan memulai bisnis ekspor bisa menjadi salah satu sarana atau wadah para calon eksportir pemula di Kota Pekalongan untuk bisa mendapatkan keberanian dan menggapai impian memperluas usahanya ke pasar global.
Menurut dia, untuk menjadi seorang eksportir, pengusaha harus mempunyai produk yang sesuai permintaan pasar, memiliki daya juang, dan semangat untuk menjadi seorang pengusaha. Dia menyebut memiliki usaha di bidang ekspor itu akan jauh lebih memberikan keuntungan untuk UMKM.
“Semakin besar pasar cakupan dari suatu usaha, tentunya kekuatan dari usaha tersebut akan semakin baik dan maju. Artinya, apabila persaingan produk di pasar lokal itu tinggi atau negara Indonesia memiliki penurunan daya beli masyarakat, kita bisa melihat pasaran Internasional yang ada sekian ratus negara di luar sana," ujarnya.
Menurut Regina, jika berani memulai ekspor, tentu produk-produk UMKM di Kota Pekalongan akan semakin dikenal dan diminati konsumen secara global. Dia meyakini, dengan semangat dan usaha semaksimal mungkin serta adanya dukungan dari pemerintah pusat hingga daerah, kegiatan ekspor produk-produk dalam negeri akan semakin mudah dan lancar.
“Keuntungan menjadi eksportir adalah pengusaha bisa membangun usahanya, masyarakat di sekitarnya, dan juga membangun stabilitas ekonomi bagi negara. Sebab, dengan melakukan ekspor ini tentu bisa menyumbang devisa negara dan memperkuat perekonomian nasional,” tandasnya.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pekalongan Budiyanto mengatakan, 30 peserta pelatihan merupakan pelaku UMKM yang berpotensi untuk mengekspor produk-produknya. "Usaha mereka ada di bidang olahan makanan, minuman, batik, kerajinan tangan, dan sebagainya," kata dia.