Riyadh, Gatra.com - Kementerian Dalam Negeri mengumumkan pada hari Senin bahwa Arab Saudi telah melonggarkan penggunaan masker dalam ruangan dan tidak lagi mengharuskan bukti persyaratan vaksinasi pada sebagian besar tempat atau kunjungan.
Meski sejumlah jemaah masih tetap diwajibkan memakai masker ketika berada di Masjidil Haram di Mekah, Masjid Nabawi di Madinah, ataupun tempat-tempat yang telah diatur Otoritas Kesehatan Masyarakat Saudi (Weqaya), dan tempat-tempat, serta acara-acara yang memberlakukan penggunaan masker.
Menurut kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA) penyertaan bukti vaksinasi dalam aplikasi pelacakan kontak Tawakkalna tidak lagi diperlukan untuk memasuki berbagai fasilitas, ataupun berpartisipasi dalam kegiatan, menghadiri acara, atau naik pesawat atau transportasi umum, dengan beberapa pengecualian.
SPA tidak merinci kategori mana yang dikecualikan.
Selain itu, jangka waktu vaksinasi bagi warga Arab Saudi yang ingin bepergian ke luar negeri juga telah diperpanjang.
Wisatawan sebelumnya harus menerima suntikan penguat COVID-19 ketiga mereka dalam waktu tiga bulan dari yang kedua, namun jangka waktu itu saat ini telah diperpanjang menjadi delapan bulan.
Pembatasan COVID-19 di Kerajaan juga telah dilonggarkan sejak bulan Maret lalu, ketika penggunaan masker luar ruangan dicabut.
Langkah-langkah pengaturan jarak sosial, tes PCR untuk pelancong yang masuk, dan aturan karantina saat kedatangan juga sudah tidak diberlakukan sejak bulan Maret.
Pembaruan langkah-langkah penanganan COVID-19 ketika dunia dan Kerajaan Saudi melihat lonjakan jumlah kasus mulai menurun.
Kementerian Kesehatan menyebut kasus COVID-19 baru harian ada kenaikan menembus angka 1.000 pada hari Rabu untuk pertama kalinya sejak Februari, mencapai 1.029. Sebanyak 1.118 kasus baru dan dua kematian terkait virus dicatat pada hari Senin.
Otoritas setempat mencatat total adan 9.170 kematian terkait COVID-19 dan 777.795 infeksi sejak awal pandemi.
Data Reuters, program vaksinasi secara luas juga telah diluncurkan, dengan dosis yang cukup untuk menginokulasi 96,1 persen dari populasi yang telah diberikan.
Jumlah kasus di negara tetangganya yakni Uni Emirat Arab saat ini mengalami lonjakan dalam beberapa pekan terakhir.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi pada hari Senin menekankan pentingnya melanjutkan upaya memerangi virus, termasuk menerima suntikan dosis booster dari vaksin yang disetujui.