Srinagar, Gatra.com - Polisi di Kashmir India menangkap seorang pemuda karena memposting video yang mengancam akan memenggal kepala mantan juru bicara partai berkuasa India, yang telah membuat pernyataan menghina Nabi Muhammad.
Para pejabat setempat mengatakan pada hari Minggu bahwa video, yang beredar di YouTube, itu telah ditarik oleh pihak berwenang dan itu bagian dari upaya yang lebih luas untuk menekan kerusuhan agama yang telah menyebar di seluruh negeri.
Reuters, Minggu (12/6) melaporkan, kaum muslim di India turun ke jalan untuk memprotes komentar anti-Islam yang dibuat dua anggota partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi dalam beberapa pekan terakhir.
Awal bulan ini, BJP menangguhkan juru bicaranya Nupur Sharma dan mengusir pemimpin lain, Naveen Kumar Jindal, karena menyatakan komentar kontroversial mereka tentang kehidupan pribadi Nabi Muhammad, yang juga membuat marah beberapa negara Muslim. Kasus ini menyebabkan tantangan diplomatik besar-besaran bagi pemerintah Modi.
Polisi telah memproses kasus terhadap dua mantan pejabat BJP tersebut.
Pada hari Minggu, Jindal mengatakan di Twitter bahwa keluarganya menghadapi ancaman terus menerus, dan beberapa pengikutnya mentweet bahwa sebuah sebuah bom telah dijinakkan di dekat kediamannya, di ibu kota New Delhi.
Kemarahan masyarakat terhadap komentar yang dibuat oleh Sharma dan Jindal telah menjadi tren di Twitter. Kelompok-kelompok Muslim menuntut penangkapan keduanya, sementara beberapa kelompok garis keras Hindu menyebut kedua pejabat itu sebagai politisi pemberani dan nasionalis.
Negara-negara seperti Qatar, Arab Saudi, UEA, Oman, Iran yang merupakan mitra dagang utama India, mengajukan protes melalui saluran diplomatik dan menggunakan media sosial untuk menuntut permintaan maaf dari pemerintah.
Kementerian luar negeri India mengatakan pekan lalu bahwa tweet dan komentar tidak mencerminkan pandangan pemerintah.
Bentrokan atas pernyataan tersebut menyebar di seluruh negeri, karena beberapa komunitas Muslim minoritas melihatnya kejadian itu rentetan kasus terbaru dari tekanan dan penghinaan di bawah aturan BJP tentang berbagai masalah, mulai dari kebebasan beribadah hingga pemakaian jilbab di sana.
Dilaporkan dua remaja tewas ketika pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di kota timur Ranchi pekan lalu.
Kerusuhan meluas di negara bagian Uttar Pradesh utara dan memaksa polisi menangkap lebih dari 300 orang.
Di negara bagian Benggala Barat bagian timur, pihak berwenang memberlakukan undang-undang darurat yang melarang pertemuan publik di distrik industri Howrah hingga 16 Juni. Setidaknya 70 orang ditangkap atas tuduhan membuat kerusuhan dan mengganggu ketertiban umum. Layanan internet ditangguhkan selama lebih dari 48 jam setelah kekerasan komunal terbaru.
Presiden BJP Benggala Barat pada hari Minggu meyangka protes dan menuduh Bangladesh menghasut kekerasan baru-baru ini di negara bagian tersebut. Benggala Barat berbagi perbatasan yang panjang dan terbuka dengan Bangladesh.
Bangladesh, yang konstitusinya menetapkan Islam sebagai agama negara, juga menjunjung tinggi prinsip sekularisme. Tercata ada sekitar 10 persen populasi umat Hindu di negara itu.
Para pemimpin BJP telah mengeluarkan instruksi kepada beberapa anggota senior untuk "sangat berhati-hati" ketika berbicara tentang agama di platform publik, dan pemerintah terus memperketat keamanan publik.