Karanganyar, Gatra.com-Produksi es kristal perusahaan umum daerah air minum (PUDAM) Tirta Lawu Karanganyar, Jateng dilirik Pemkab Sleman, DIY. Perluasan unit usaha layanan air minum itu akan diterapkan di PDAM Sleman.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan hal itu kepada awak media usai melihat lebih dekat produksi es kristal Tirta Lawu di Karanganyar, Jumat (10/6).
“Layanan air minum PDAM Sleman sudah baik. Namun perlu berinovasi supaya memberi manfaat lebih banyak ke masyarakat. Nah, jualan es kristal salah satunya. Kami melihat potensi itu dari Karanganyar,” katanya.
Kedatangan Kustini bersama rombongan pejabat Pemkab Sleman dan direksi PDAM kabupaten itu diterima Bupati Karanganyar Juliyatmono di kantornya. Setelah ramah tamah, kemudian rombongan menuju tempat produksi es kristal PUDAM Tirta Lawu. Di lokasi tersebut terdapat dua mesin berkapasitas produksi satu ton dan lima ton es kristal per hari. Dalam sekali dinyalakan, dibutuhkan waktu sampai 30 menit untuk menghasilkan bongkahan es berongga.
“Selama ini PAD dari PDAM signifikan untuk fungsi sosial dan ekonomi. Saya melihat produksi es kristal juga tak berlimbah. Sangat efektif,” katanya.
Dirut PDAM Tirta Sembada Sleman, Dwi Nurwata mengatakan unit usaha es kristal segera dibentuk. Menurutnya, pemerintah setempat mendukung inovasi tersebut. Terlebih, bahan baku pembuatan mudah didapat.
“Kalau Karanganyar, sumbernya dari air gunung Lawu. Kalau Sleman dari mata air Gunung Merapi. Bahan bakunya tinggal ambil saja dari sumbernya. Jernih dan berkualitas,” katanya.
Selain menjual air meteran rumah tangga dan bisnis, ia juga menjual air minum dalam kemasan (AMDK) merek Daxu.
Sementara itu Direktur PUDAM Tirta Lawu Karanganyar, Prihanto mengatakan produksi es kristal membutuhkan modal relatif terjangkau. Dihitungnya, BEP tercapai tak sampai 3 tahun.
“Butuh modal Rp1 miliar lebih Rp25 juta. Dihitung-hitung, impasnya setelah bulan ke-32,” katanya.
Produksi es kristalnya sudah berlangsung empat bulan sejak Februari 2022. Setelah mencapai BEP, keuntungan per bulan diperkirakan Rp66,2 juta. Saat ini terdapat 32 agen penjualan.
“Di Karanganyar hanya satu kompetitornya dari Solo. Setelah PUDAM bikin pabriknya di Jatipuro dan Karangpandan, seluruh Karanganyar akan dilayani produk ini,” katanya.
Prihanto mengatakan bakal menambah satu lagi mesin produksi berkapasitas 5 ton per hari.