Pekalongan, Gatra.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah terus berupaya mengendalikan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak. Tercatat puluhan ekor sapi yang suspek PMK dan dipotong paksa.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan, Muadi mengatakan, pada minggu ketiga bulanMei, Kota Pekalongan berada di zona hijau terkait penyebaran PMK di Jawa Tengah. "Upaya pengendalian PMK sudah dan terus kami lakukan," kata Muadi, Jumat (10/6).
Menurut Muadi, salah satu upaya yang dilakukan yaitu mendatangkan tim kesehatan hewan terdiri dari dokter hewan, medik veteriner dan paramedik hewan di sejumlah sentra penjualan hewan ternak, antara lain di Panjang Wetan. Saat dilakukan pemeriksaan, ditemukan sejumla hewan ternak yang bergejala mirip PMK.
Setelah itu, tim kesehatan hewan langsung berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dan Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hasilnya, ada sembilan ekor sapi dinyatakan positif PMK.
"Kami bersama tim kesehatan hewan berupaya mengobati hingga sembuh dan mau makan. Karena pada saat itu kandang sapi terkena rob, sehingga beberapa ternak yang lain sisanya yang suspek, diselamatkan dengan cara potong paksa,” ujarnya.
Muadi mengatakan, jumlah populasi sapi di Kota Pekalongan per 6 Juni mencapai 606 ekor. Dari jumlah itu, 41 suspek PMK, mati tiga ekor, potong paksa 21 ekor, dan sembuh 39 ekor.
"Artinya, Kota Pekalongan untuk penanganan PMK sudah berusaha maksimal dan ada harapan," ujar dia.
Menurut Muadi, PMK bukan penyakit zoonosis sehingga tidak menular ke manusia. PMK juga bisa disembuhkan dengan ketelatenan petugas paramedis kesehatan ternak dan peternak dalam mengobati.
"Masyarakat dan peternak tidak perlu panik. PMK pada hewan ternak ini bisa disembuhkan dan mortality yang sangat kecil. Hanya faktor penularan yang sangat cepat dan ini yang perlu kita waspadai,” ucap Muadi.