Home Regional Dukung Industri Kendaraan Listrik, Jokowi Resmikan Proyek Konsorsium LG di KIT Batang

Dukung Industri Kendaraan Listrik, Jokowi Resmikan Proyek Konsorsium LG di KIT Batang

Batang, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan dimulainya proyek LG Enery Solution di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, Rabu (8/6). Dimulainya proyek ini merupakan implementasi rencana tahap kedua industri baterai listrik terintegrasi.

Proyek grand package tersebut merupakan realisasi investasi konsorsium LG dan Hyundai yang terdiri atas Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis dan LG Energy Solution. Konsorsium ini juga menggandeng BUMN.

Jokowi mengatakan, Indonesia berkomitmen memberikan dukungan pengembangan ekositem industri baterai dan kendaraan listrik dari hulu ke hilir.

“Proyek pembangunan tahap pertama pembangunan baterai mobil listrik sebelumnya ditandai dengan nota kesepahaman atau MoU antara Kementerian Investasi dan konsorsium Hyundai serta LG pada Desember 2020,” jelasnya.

Jokowi mengucapkan terimakasih kepada konsorsium LG yang bekerjasama dengan BUMN, sehingga bisa mengimplementasikan tahap kedua industri baterai listrik terintegrasi. Total investasi konsorsium tersebut mencapai 9,8 miliar US Dollar atau Rp142 triliun.

"Dan yang paling saya senang di sini ke depan bisa menyerap 20.000 tenaga kerja. Untuk sekarang ini, di seluruh dunia pembukaan lapangan pekerjaan menjadi kunci sukses sebuah negara," ujarnya.

Jokowi juga mengaku senang karena investasi dari hulu ke hilir menyangkut kendaraan listrik tersebar ke beberapa kawasan industri di seluruh Indonesia, salah satunya di KIT Batang.

“Berawal dari pertambangannya untuk nikel berlokasi di Halmahera Maluku Utara, untuk industri pemurnian batu bara ada di KIT Batang Jawa Tengah, untuk pabrik baterainya dibangun di Karawang, dan perakitan mobilnya ada di Cikarang. Jadi semua tersebar wilayahnya ini sangat baik,” ujarnya.

Jokowi berharap Indonesia menjadi produsen utama produk-produk barang yang berbasis nikel. "Hal ini keinginan sejak lama dan ini kenapa dulu kita menghentikan impor nikel," tandasnya.

1091