Jakarta, Gatra.com- Lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPO) baru saja merilis temuan survei nasional terbarunya pada Rabu, (8/6). Survei tersebut berisi sikap mereka terhadap perilaku korupsi di Tanah Air.
Salah satu temuan survei tersebut menunjukkan bahwa pemerintah pusat dinilai sebagai institusi yang paling korup. Sejumlah 40% responden menyatakan sebagian besar atau hampir semua pejabat di lingkup pemerintah pusat korup atau kerap menerima suap.
Makin turun ke level pemerintahan yang lebih rendah, makin rendah pula penilaian warganya. Hanya sekitar 26% responden yang menilai pemerintah provinsi korup dan kerap menerima suap. Kemudian disusul pemerintah kabupaten/kota (22%), kecamatan (15%), dan kelurahan/desa (13%).
“Semakin tinggi institusi atau kantor atau lembaga, itu persepsi publik terhadap institusi atau pegawainya yang korup itu semakin tinggi,” ujar Direktur Eksekutif IPO, Burhanuddin Muhtadi, dalam konferensi pers virtual siang ini.
“Mereka kan tidak langsung menjadi saksi, tetapi ini adalah persepsi mereka terhadap pemberitaan di media,” imbuh Burhanuddin.
Selain itu, temuan survei IPO juga menunjukkan persepsi publik terhadap soal korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam konteks penggunaan hubungan pribadi untuk memperlancar proses pengurusan kepentingan.
Sejumlah 47,8% responden menyatakan bahwa hal itu tidak etis. Sejumlah 14,1% responden lainnya menyatakan bahwa hal tersebut merupakan suatu tindak kejahatan. Lalu sejumlah 8,2% responden menyatakan bahwa hal itu justru perlu dilakukan. Sementara sebanyak 27% responden lainnya menyatakan bahwa hal itu normal-normal saja.
“Jadi masalah pemberantasan korupsi ini bukan hanya di tingkat elit politik saja, tetapi juga di tingkat warga,” ujar Burhanuddin.
Burhanuddin mengakumulasi angka persentase dari responden yang menilai praktik KKN perlu dilakukan dan dinormalisasi. “Jadi ada 35% warga yang menolerir penggunaan KKN,” ujarnya.
Survei ini berlangsung pada 18-24 Mei 2022. Sejumlah 1.213 responden diwawancara. Metode yang digunakan adalah random digit dialing (RDD). Survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.